Jam Malam di Kolombo Setelah Penyerangan Masjid

Minggu, 11 Agustus 2013 | 03:11 WIB

IST Sebuah poster yang menjunjung kerukunan beragama di Sri Lanka.

KOLOMBO, KOMPAS.com - Kepolisian Sri Lanka, Sabtu (10/8/2013), mengerahkan pasukan komando dan memberlakukan jam malam di sebuah kawasan permukiman di ibu kota Kolombo.

Jam malam diberlakukan setelah sekelompok orang pemeluk Buddha radikal menyerang sebuah masjid yang melukai sedikitnya empat orang.

Dua orang polisi yang menjaga masjid di kawasan Grandpass, Kolombo adalah termasuk korban luka akibat penyerangan itu.

"Mereka dilempari batu dan menderita luka akibat serpihan kaca," kata juru bicara RS Nasional Kolombo, Pushpa Soysa.

"Kami kini merawat dua polisi dan dua warga Muslim yang terluka akibat serangan itu," tambah Pushpa.

Polisi memberlakukan jam malam untuk mencegah adanya kerusuhan lanjutan. Jam malam itu diberlakukan hingga Minggu (11/8/2013) pukul 7.00 atau sekitar pukul 8.30 WIB.

Sejumlah sumber di kalangan aparat keamanan mengatakan, warga pemeluk Budhha keberatan dengan pembangunan masjid baru untuk  menggantikan masjid lama.

"Kuil Buddha setempat berkeberatan dengan relokasi masjid dan kerusuhan dimulai Sabtu malam," kata sumber itu.

Sebanyak 70 persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka adalah pemeluk agama Buddha. Sementara pemeluk Hindu tercatat sebanyak 13 persen, Islam 10 persen dan sisanya memeluk Kristen.

Serangan ini terjadi lima bulan setelah sebuah kampanye anti-Muslim memicu pembakaran dua buah toko milik warga Muslim tak jauh dari ibu kota Kolombo.


Penulis :
Editor : Ervan Hardoko