”Jadi, sekarang ini (di Indonesia) ada 4B, yaitu Borobudur, Bromo, Bali, dan satu lagi adalah Bom. Celakanya, B yang terakhir ini malah membuat pariwisata kita hancur,” kata Butet saat menjadi pembawa acara dalam ”Jazz Gunung” di kawasan wisata Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Meski demikian, pria kelahiran Yogyakarta, 21 November 1961, itu mengajak semua pihak untuk tidak berdiam diri. Ia mengharapkan semua pemangku kepentingan segera membuat langkah nyata untuk memajukan pariwisata di Indonesia.

”Jazz Gunung” di kawasan Bromo itu pun, menurut Butet, digagas atas semangat kepedulian tersebut. Acara yang dalam edisi perdananya ini menampilkan kelompok Kua Etnika itu diharapkan bisa berkembang menjadi ikon alternatif kawasan Bromo selain tujuan utamanya, pemandangan matahari terbit.

”Jadi, semoga B yang terakhir itu tidak akan ada lagi. Mari, jangan hanya omong doang dalam membangun pariwisata Indonesia, tetapi (kita) benar-benar harus bertindak konkret,” kata Butet menegaskan. (KOMPAS/LAS)