Survei Indikator: Ma'ruf Amin Dipercaya Redam Potensi Politisasi SARA

By Yoga Sukmana - Kamis, 27 September 2018 | 11:25 WIB
Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kanan) dan Maruf Amin tiba di RSPAD untuk menjalani tes kesehatan yang diselenggarakan KPU, Jakarta, Minggu (12/8). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/18.
Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kanan) dan Maruf Amin tiba di RSPAD untuk menjalani tes kesehatan yang diselenggarakan KPU, Jakarta, Minggu (12/8). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/18. (Akbar Nugroho Gumay)

JAKARTA, KOMPAS.com — Kehadiran cawapres Ma'ruf Amin dalam kontestasi Pilpres 2019 dipercaya publik mampu meredakan pertentangan pandangan politik di kalangan umat Islam.

Hal disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan salah satu hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia (Indikator) yang dirilis di Jakarta, Rabu (26/9/2018).

"Apakah Kiai Ma'ruf mampu meredam pertentangan pandangan politik di kalangan umat Islam? Mayoritas responden menyatakan percaya," ujar Burhanuddin Muhtadi.

Baca juga: Survei Indikator: 36 Persen Pendukung Golkar Pilih Prabowo, Massa PPP Tak Solid ke Jokowi

Berdasarkan data, 69,9 persen responden menyatakan tahu bahwa Ma'ruf Amin menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.

Dari angka itu, 55,4 persen di antaranya percaya Ma'ruf Amin bisa meredam pertentangan pandangan politik umat Islam.

Sementara 15,8 persen menyatakan tidak percaya. Adapun 28,8 persen tidak menjawab.

Burhanuddin mengatakan, responden yang percaya Ma'ruf Amin bisa meredam pertentangan pandangan politik umat Islam tak hanya pemilih Jokowi saja, tetapi juga pemilih Prabowo.

Selain itu, survei Indikator juga memotret kepercayan publik terkait isu politik identitas berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Baca juga: Survei Indikator: 53 Persen Pendukung Demokrat Pilih Jokowi-Maruf Amin

Hasilnya, dari 69,9 persen responden menyebutkan tahu bahwa Ma'ruf Amin jadi cawapres Jokowi, 49,1 persennya menyatakan percaya bahwa Ma'ruf Amin bisa menekan politik identitas berdasarkan SARA.

Sementara 28 persen menyatakan tidak percaya. Adapun 32,8 persen tidak menjawab.

"Lepas dari kritik ke Kiai Ma'ruf, dia punya kontribusi kalau nanti 2019 isu politik identitas berkurang drastis, maka salah satu kontribusinya datang dari Kiai Ma'ruf," kata Burhanuddin.

Seperti diketahui, Ma'ruf Amin adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia juga menjabat Rais 'Aam Syuriah atau Dewan Penasihat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Baca juga: Hasil Survei Indikator, Banyak Parpol Masih Terancam Gagal Lolos ke Senayan

Survei Indikator dilakukan pada 1-6 September 2018, melibatkan 1.220 responden dengan multistage random sampling di seluruh Indonesia.

Metode survei yang digunakan yakni dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Ada pun margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Ma'ruf Amin

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Artikel Terkait


Close Ads X