JAKARTA, KOMPAS.com - Sunaryo, salah satu perancang kaldron api di arena Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, mengatakan, badan kaldron yang berwarna cokelat dibuat dari sekitar 700 lembar tembaga.
Sedangkan, penyanggah api yang berwarna merah terbuat dari plat besi.
"Bahannya tembaga semua, kalau yang merah itu pelat besi yang diwarnai. Nah, tembaga untuk sepanjang itu, harus mengumpulkan sekitar 700 lembar tembaga dalam waktu singkat," tutur Sunaryo, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/8/2018).
Sunaryo mengatakan, proses pengumpulan bahan tembaga tidak mudah karena waktu yang diberikan relatif singkat, sehingga tidak memungkinkan memperoleh bahan melalui impor.
Baca juga: Alasan Kaldron Api Diletakkan Depan Stadion Utama GBK Senayan
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membeli tembaga dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.
"Dapat dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. Kita beli terus dikumpulin. Pokoknya betul-betul waktu itu sangat diperhitungkan hari ke hari," kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, perancang Kaldron lainnya Gregorius Supie Yolodi atau akrab disapa Supie menyatakan, warna merah pada kaldron melambangkan sesuatu yang membara.
Baca juga: Kaldron Api di GBK Berbentuk Keris dan Diberi Nama Bilah Nusantara
Seperti diketahui, kaldron api yang berada tepat di depan Stadion Utama Gelora Bung Karno dirancang oleh Sunaryo dan Gregorius Supie Yolodi atau akrab disapa Supie.
Kaldron api itu diletakkan secara horizontal dengan panjang 95 meter tepat di depan Stadion Utama GBK.
Sunaryo mengatakan, letak kaldron sengaja dibuat horizontal untuk melambangkan kedamaian, perdamaian, dan sportivitas.
Sedangkan, Supie menambahkan, bentuk kaldron juga bisa menggambarkan sesuatu yang sportif dan energik, seperti jargon Asian Games 2018, Energy of Asia.
Editor | : | Robertus Belarminus |