MALANG, KOMPAS.com - Faktor orang tua menjadi bagian tidak terpisahkan dari kesuksesan Jafro Megawanto dalam Asian Games 2018. Budi Sutrisno (63) dan Suliasih (54) yang merupakan orang tua Jafro tidak henti memanjatkan doa saat anaknya menjalani pertandingan.
Jafro Megawanto meraih medali emas usai mencatat nilai terbaik dari 33 atlet lainnya dalam nomor ketepatan mendarat perorangan atau men's individual accuracy di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat pada Kamis (23/8/2018).
Jafro juga menyumbang medali emas di nomor akurasi beregu putra atau men's team accuracy.
Baca juga: Perjalanan Jafro Megawanto, Tukang Lipat Parasut Peraih Emas Asian Games (1)
"Saya di rumah berdoa. Mulai dari Selasa, Rabu, Kamis sampai ada pengumuman," kata Suliasih saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Songgokerto nomor 159 RT 3 RW 3 Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (26/8/2018).
Selain itu, Suliasih juga menjalankan ibadah puasa dan sejumlah shalat sunnah untuk mendoakan anaknya supaya meraih hasil maksimal dalam menjalani pertandingan.
"Dia sering videocall. Doakan ibuk, besok saya bertanding. Biasanya bilang begitu," katanya.
Suliasih yang biasanya ke ladang untuk bertani, saat itu hanya berada di rumah untuk mendoakan anaknya sembari menunggu informasi.
Baca juga: Terkendala Biaya, Ibu Sempat Minta Jafro Megawanto Berhenti Jadi Atlet Paralayang (2)
Budi Sutrisno juga melakukan hal yang sama untuk anaknya. Ia menunggu kabar tentang hasil pertandingan anaknya.
"Saya monitor terus waktu itu. Mulai Hari Senin (20/8/2018). Lalu ada kabar Kamis (23/8/2018) jam 11 siang sudah positif menang alhamdulillah. Tapi sebelum ada kabar, kita itu seakan tegang," katanya.
Sementara itu, Jufro mengungkapkan kebanggaannya karena mampu menyumbang medali emas untuk Indonesia dalam ajang Asian Games 2018.
"Alhamdulillah bangga bisa menyumbangkan medali emas untuk Indonesia," katanya.
Baca juga: INFOGRAFIK Asian Games: Peraih Medali Emas, Jafro Megawanto
| Editor | : | Aprillia Ika |
