Sekjen Gerindra Sayangkan Pernyataan Jokowi soal Relawan Harus Berani Berkelahi

By Rakhmat Nur Hakim - Senin, 6 Agustus 2018 | 17:42 WIB
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2018) malam.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2018) malam. (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo kepada relawannya yang meminta kesiapan mereka untuk berani jika diajak berkelahi saat kampanye nanti.

"Kami sangat menyayangkan pernyataan Presiden Joko Widodo. Beliau adalah presiden, pemimpin pemerintahan, kepala negara, kepala negara dari banyak suku, dari banyak etnis, agama dan banyak pulau dan banyak latar belakang," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8/2018).

"Tentu aja perbedaan itu ada. Tapi ketika kemudian presiden menyatakan kalau diajak berantem harus berani, saya kira ini sangat menyesalkan. Karena itu bukan ajakan dari pemimpin kepala negara yang mempersatukan, yang menyejukan dalam suasana tahun politik ini," lanjut dia.

Baca juga: Mendagri Minta Ucapan Jokowi soal Relawan Tak Takut Berantem Didengarkan Utuh

Ia mengatakan pernyataan Jokowi kemarin lebih menunjukan kapasitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tim sukses, bukan kepala negara.

Muzani meminta masyarakat tidak terpancing dengan pernyataan Jokowi itu. Ia menyadari dalam pilpres memang terdapat perbedaan pilihan.

Namun, ia meminta masyarakat tak terpancing untuk berkonflik karena perbedaan pilihan tersebut.

"Berantem itu hanya terjadi ketika yang satu ngajak berantem dan yang satu ngeladenin. Lo jual gua beli. Kalau ada yang jual tidak ada yang beli tidak ada transaksi. Berantem itu kalo ada yang ngajak diladenin," ujar Muzani.

"Kami enggak akan ngeladenin kaya begitu, karena akan membuat kerusakan yang lebih parah bagi bangsa Indonesia," lanjut dia.

Sebelumnya, pidato Presiden di rapat umum relawan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8/2018) lalu, menuai pro dan kontra.

Baca juga: Cerita di Balik Pidato Jokowi yang Minta Relawan Berani Diajak Berantem

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, "Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani."

Pernyataan Jokowi itu langsung membuat relawan bersorak riuh. Saat itu, Jokowi sempat tidak melanjutkan pidatonya selama sekitar 15 detik sebelum suasana tenang dan melanjutkan kembali pidatonya.

Jokowi kemudian mengatakan, "Tapi jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong itu digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak (berantem), tidak boleh takut."

Kompas TV Menurut Andre kegagalan Jokowi akan berdampak pada Pemilu 2019 mendatang.



Editor : Krisiandi
Artikel Terkait


Close Ads X