Nasdem Anggap Pertemuan Jokowi-Prabowo Bisa Cegah Kemungkinan Perpecahan

By Kristian Erdianto - Jumat, 3 Agustus 2018 | 23:25 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (29/1/2015).
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (29/1/2015). (INDRA AKUNTO/KOMPAS.com)

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebaiknya dilakukan jelang penyelenggaraan Pilpres 2019 mendatang.

Menurut dia, saat kontestasi pada pemilihan presiden menjadi perhatian masyarakat, maka kedua tokoh nasional tersebut harus memperlihatkan adanya silaturahim dalam membangun demokrasi Indonesia ke depan.

"Pada saat momentum politik ini yang menjadi perhatian 260 juta rakyat Indonesia, ada komunikasi yang baik, ada silaturahim, maka itu memberikan kontribusi yang penting dan strategis bagaimana indonesia membangun demokrasinya ke depan," ujar Plate seusai menghadiri acara diskusi di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).

Baca juga: Prabowo Sebut Pembahasan Cawapres Masih Cair

Di sisi lain, lanjut Johnny, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo akan memberikan sinyal bahwa pemilu lebih dari sekadar kontestasi politik, melainkan sebuah kegembiraan pesta demokrasi.

Lagipula, Jokowi dan Prabowo telah membangun komunikasi sejak lama. Seperti diketahui Prabowo menjadi satu-satunya penantang Jokowi pada Pilpres 2014.

"Hubungan antara Pak Joko Widodo dengan Pak Prabowo sudah berlangsung lama, dekat. Jadi, kita berharap bahwa pertemuan seperti itu memberikan sinyal pada masyarakat untuk menjemput pileg dan pilpres dengan kegembiraan sebagai pesta demokrasi," kata Johnny.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa para sekjen dari sembilan partai politik pendukung sempat merekomendasikan agar Presiden Joko Widodo bertemu calon penantangnya pada Pilpres 2019, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: Diutus Jokowi, Ngabalin Bawa Surat Spesial untuk Syahrul Yasin Limpo

Rekomendasi tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan para sekjen di Istana Presiden Bogor pada Selasa (31/7/2018) malam.

"Kemarin dalam pertemuan juga merekomendasikan ke Pak Jokowi, bahwa sekiranya untuk bertemu dengan Pak Prabowo," ujar Hasto dalam sebuah diskusi di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).

Menurut Hasto, dialog untuk membangun semangat gotong royong perlu dilakukan antar tokoh nasional jelang Pilpres 2019.

Selain itu, dibutuhkan pula inisiatif untuk membuat suasana kontestasi menjadi lebih sejuk.

Hasto pun mengingatkan bahwa siapapun figur yang terpilih pada Pilpres 2019 adalah presiden dan wakil presiden bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Pemilu itu hanya alat untuk mencari siapa pemimpin, tapi siapapun nanti yang terpilih merupakan presiden dari seluruh rakyat Indonesia, jadi presiden bagi seluruh parpol di Indonesia,"kata Hasto.

Kompas TV PKB dan PAN dinilai masih berubah posisi dalam koalisi pilpres lewat lontaran sejumlah kader dan pimpinannya.



Editor : Sabrina Asril
Artikel Terkait


Close Ads X