Penutupan Pintu Tol Bikin Macet, Pendapatan Awak Kopaja Pun Menurun

By Sherly Puspita - Rabu, 1 Agustus 2018 | 21:49 WIB
Simulasi penutupan sejunlah gerbang tol di Jakarta dimulai hari ini,  Rabu (1/8/2018). Salah satu gerbang tol yang ditutup dalam rangkaian kegiatan simulasi adalah Gerbang Tol Slipi 1.
Simulasi penutupan sejunlah gerbang tol di Jakarta dimulai hari ini, Rabu (1/8/2018). Salah satu gerbang tol yang ditutup dalam rangkaian kegiatan simulasi adalah Gerbang Tol Slipi 1. (Kompas.com/Sherly Puspita)

JAKARTA, KOMPAS.com - Simulasi penutupan sejumlah gerbang tol di Jakarta jelang Asian Games 2018 dilakukan Rabu (1/8/2018) ini. Akibat penutupan sejumlah gerbang tol tersebut arus lalu lintas di sejumlah jalan arteri padat bahkan macet.

Jalan S Parman merupakan salah satu jalan yang mengalami kepadatan akibat ditutupnya Gerbang Tol Slipi 1.

Seorang awak bus Kopaja bernama Hermanto mengatakan, kepadatan arus lalu lintas itu berimbas pada pendapatan mereka. Menurut dia, kepadatan lalu lintas itu membuat jumlah rit kopaja jadi lebih sedikit dari hari biasanya.

"Biasanya sehari itu jam segini (pukul 18.54) sudah 12 rit. Tapi ini baru sekitar 7 kali putar aja. Otomatis penghasilan kami pun berkurang," kata dia.

Baca juga: Penutupan 7 Pintu Tol Dimulai 18 Agustus, Hari Ini Hanya Simulasi

Menurut dia, satu rit awak Kopaja bisa memperoleh pemasukan sekitar Rp 100.000.

"Kalau ilang 3 rit aja kan udah ilang Rp 300.000," ujar dia.

Seorang awak Kopaja yang lain, Ubay, menjelaskan, berkurangnya jumlah rit terjadi karena waktu tempuh yang lebih lama akibat jalanan yang padat.

Pada sekitar pukul 19.00 WIN terjadi penumpukan kendaraan di sekitar Gerbang Tol Slipi 1. Tadi siang pada sekitar pukul 13.00, arus lalu lintas di sekitar gerbang tol itu tampak ramai.

Editor : Egidius Patnistik
Artikel Terkait


Close Ads X