Edukasi Keselamatan Berkendara untuk Sopir Mobil Operasional

Rabu, 10 Desember 2014 | 13:17 WIB
Febri Ardani Sony Susmana, instruktur Safety Defensive Consultant Indonesia (kiri), Tomy Sofhian, Managing Director TNT Indonesia (tengah), dan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bakharuddin Muhammad Syah.

Jakarta, KompasOtomotif – Pengemudi kendaraan operasional perusahaan jasa punya rutinitas tinggi di jalanan. Sebab itu kelompok pengguna jalan ini juga perlu memiliki kemampuan mengemudi yang baik, dan diberikan edukasi tentang keselamatan berkendara.

Atas dasar itulah TNT Indonesia, pemilik sekitar 300 mobil angkut jenis van dan sepeda motor, bekerja sama dengan Ditlantas Polda Metro Jaya, menggelar pelatihan bertajuk “Safety Defensive Consultant Indonesia” kepada 25 pengemudi perusahaan di Menara Peninsula Hotel Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Acara diselenggarakan dua hari, 10 dan 13 Desember 2014, pada hari pertama penekanan diarahkan kepada teori teknik berkendara dan penggunaan prinsip defensive driving serta safety driving. Pada hari kedua pembelajaran mengenai praktek pengoperasian kendaraan, sistem kopling, pengereman, dan suspensi.

Tomy Sofhian, Managing Director TNT Indonesia mengatakan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan pengemudi andal yang membantu menurunkan angka kecelakaan, tapi juga termasuk rencana mengurangi emisi CO2 ke lingkungan.

“Kami sangat memperhatikan keselamatan berkendara dan penggunaan CO2. Kami perusahaan yang berbasis transportasi termasuk menyumbang CO2 ke lingkungan. Banyak orang berpendapat masalah di jalan itu karena infrastruktur atau populasi kendaraan, tapi ternyata tidak juga. Faktor penting adalah perilaku mengemudi,” katanya saat konferensi pers.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Bakharuddin Muhammad Syah menjelaskan, ada empat faktor yang mendukung kesehatan lalu lintas, dimulai dari kemampuan manusia sebagai pelaku, lalu kendaraan, infrastruktur, dan cuaca.

“Masyarakat yang patuh kepada peraturan lalu lintas terutama di Jakarta minim. Satu-satunya tertib berlalu lintas hanya bisa terlihat saat pembuatan SIM. Kita perlu bekerja sama dengan para stakeholder untuk menciptakan situasi lalu lintas yang nyaman,” kata Bakharuddin.

Penulis : Febri Ardani Saragih
Editor : Aris F. Harvenda