Setelah Bertemu CEO Apple, Programer Cilik Yuma Soerianto Ingin Bertemu Jokowi - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Setelah Bertemu CEO Apple, Programer Cilik Yuma Soerianto Ingin Bertemu Jokowi

Minggu, 20 Januari 2019 | 09:07 WIB
Programer cilik Yuma Soerianto menunjukkan aplikasi buatannya di iPad, Sabtu (19/1/2019).KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi Programer cilik Yuma Soerianto menunjukkan aplikasi buatannya di iPad, Sabtu (19/1/2019).


Beberapa penghargaan juga ia sabet, seperti Victorian Young Achiever Award, Victorian Games and Apps Challenge, dan World Youth Forum Award yang diberikan langsung oleh Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi.

Berbicara tentang presiden, Yuma mengungkapkan keinginannya untuk bisa bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo.

"Saya akan mengatakan, 'Halo, Pak. Apa kabar'", kelakarnya.

"Saya ingin menunjukannya beberapa aplikasi yang saya buat lalu akan mendiskusikan tentang AR dengannya," lanjutnya.

Yuma Soerianto menunjukan keahlian koding di acara Ngobrol Aja Dulu #1: The Tech Kids yang diadakan Tokopedia dan Komunitas Mata Kita pada Sabtu (9/1/2019) di Jakarta.

KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi Yuma Soerianto menunjukan keahlian koding di acara Ngobrol Aja Dulu #1: The Tech Kids yang diadakan Tokopedia dan Komunitas Mata Kita pada Sabtu (9/1/2019) di Jakarta.


Dukungan orangtua

Semua pencapaian Yuma tidak terlepas dari peran orangtua. Yuma mengakui, ayahnya yang bekerja sebagai desainer antarmuka (user interface/UI), memiliki pengaruh besar.
Ia membantu Yuma saat pertama kali belajar koding.

"Saya kan sedikit banyak tahu, meski tak begitu tahu cara membuat aplikasi. Jadi di awal mulai, saya bantu sedikit-sedikit kemudian dia belajar sendiri," jelas Handri Soerianto, ayah Yuma.

Baca juga: Google ke Programer Indonesia, Percuma Keren Jika Tak Dikenal

Bersama sang istri, ia mendukung total bidang yang ditekuni Yuma saat ini.

"Bentuk dukungannya misalnya seperti ini, menemaninya ke acara-acara yang Yuma ikuti," imbuhnya.

Handri juga mengatakan bahwa Yuma sudah pandai mengatur waktu untuk membuat aplikasi, sekolah, belajar, dan bermain. Seperti anak pada umunya, Yuma juga masih senang bermain, menonton film, dan juga berlatih taekwondo.

"Aku enggak buat koding sebagai suatu pekerjaan. Karena pekerjaan utamaku adalah sekolah. Kalau ada waktu luang aku baru (melakukan) koding," aku Yuma yang kini bersekolah di St Michael's Grammar School Australia.

Ibunda Yuma mengatakan, ia tidak pernah memaksa Yuma untuk mengarahkan profesi tertentu untuk putranya. Soal cita-cita, Yuma mengaku ingin terus membuat aplikasi yang bisa mengubah dunia.

"Aku pengen terus bikin aplikasi yg bisa ngubah dunia. Saya juga masih ingin mengajari orang-orang untuk membuat koding."

Menurut Yuma, tidak perlu menjadi orang pintar untuk belajar koding. Sumber ilmu untuk koding disebutnya melimpah ruah di internet.

"Intinya jangan mudah menyerah. Ikuti passion dan jangan takut untuk mencoba," kata Yuma.

Selain mengajarkan koding melalui konferensi, Yuma juga membuat kanal YouTube "Anyone Can Code" yang berisi tutorial koding. Kanal tersebut bisa dilihat di tautan berikut ini.

Page:

Penulis: Wahyunanda Kusuma Pertiwi
Editor : Reska K. Nistanto