Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
Selama masa Perang Sipil pada tahun 1861 hingga 1865, Booth bertugas sebagai seorang agen rahasia untuk pihak Konfederasi.
Tak lama setelah pecahnya Perang Sipil, Lincoln mengumumkan situasi darurat militer di Maryland sebagai upaya untuk mencegah negara bagian itu memisahkan diri dari AS.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Boris Yeltsin, Presiden Terpilih Pertama Rusia
Booth berkesempatan bertemu dengan Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln saat dia tampil dalam pertunjukan yang berjudul "The Marble Heart" di Teater Ford pada 1863.
Saat itu presiden turut hadir menyaksikan pertunjukan bersama dengan istrinya sebelum dia membacakan naskah pidato untuk para korban perang sipil di Gettysburg.
Di tengah masa istirahat dari kegiatan teater dan seni pertunjukan, Booth diyakini mulai terlibat dalam sebuah konspirasi untuk menculik Presiden Lincoln.
Rencana tersebut bertujuan untuk menuntut perdamaian antara wilayah utara dengan selatan Amerika atau pembebasan seluruh tentara Konfederasi yang ditahan sebagai ganti presiden yang diculik.
Pada Maret 1865, Booth bersama enam orang simpatisan menjalankan misi penculikan presiden. Namun rencana tersebut gagal terlaksana lantaran presiden yang menjadi sasaran tidak muncul di lokasi yang mereka rencanakan.
Pembunuhan Presiden
Gagal menjalankan rencananya menculik presiden sempat membuat Booth frustasi dan berpikir untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem.
Tak hanya ingin menculik untuk jaminan pembebasan para tentara Konfederasi, Booth justru merencanakan untuk menghabisi nyawa sang presiden.
Pada 14 April 1865, selepas pukul 22.00, Presiden Lincoln bersama istrinya menyaksikan pertunjukan di rumah teater Washingtn DC.
Saat itu tengah digelar pertunjukan berjudul "Our American Cousin" atau Saudara Amerika Kami.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Presiden AS Abraham Lincoln Ditembak
Booth melihat kesempatan itu untuk menghabisi nyawa sang presiden. Booth memasuki balkon tempat sang presiden berada dan menembakkan pistol kaliber 44 ke bagian belakang kepalanya.
Setelah melancarkan aksinya, Booth melompat keluar dari pagar balkon dan menuju ke atas panggung sambil berteriak kata-kata "Sic semper tyrannis" yang berarti "Semuanya untuk tirani".
Penulis | : Agni Vidya Perdana |
Editor | : Agni Vidya Perdana |
Sumber | : History |