Menpar: Indonesia Butuh 30 Juta Kursi Pesawat - Kompas.com
Jumat, 26 April 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Menpar: Indonesia Butuh 30 Juta Kursi Pesawat

Jumat, 4 November 2016 | 06:22 WIB
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Suasana di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (9/8/2016).Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta resmi beroperasi sepenuhnya hari ini.

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia membutuhkan 30 juta kursi pesawat untuk mencapai target wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta pada 2019. Saat ini kapasitas kursi di pesawat masih tersedia sekitar 20 juta.

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata bersama Angkasa Pura 1, Angkasa Pura 2, dan AirNav Indonesia menjalin kerja sama untuk meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia.

"Tahun 2019 target kunjungan wisatawan mancanegara dari Presiden (sebesar) 20 juta. Itu butuh 30 juta seat," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Arief mengatakan kapasitas kursi pesawat untuk membawa kunjungan wisman saat ini masih kurang. Ia menjelaskan Indonesia hanya memiliki kapasitas sebanyak 20 juta kursi penumpang.

"Jumlah itu hanya cukup bisa mendatangkan 12 juta wisman. Sehingga untuk tiga tahun ke depan kita kurang 10 juta. Kalau mau dirata-rata kita kurang 3,3 juta kursi pesawat per tahun," jelasnya.

KOMPAS/SUSI IVVATY Wisatawan asing mengunjungi Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, untuk melihat persawahan yang masuk dalam sistem pengairan subak, pertengahan Oktober 2016.
Ia melanjutkan untuk target tahun 2017 yakni sebanyak 15 juta wisman, Indonesia masih kurang 3,3 juta kursi pesawat. Menurut Arief, hal itu telah dibicarakan dan disepakati oleh Angkasa Pura 1, Angkasa Pura 2, dan AirNav Indonesia untuk mengatasi hambatan tersebut.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S. Baskoro menyebut pihaknya akan segera menyiapkan langkah-langkah untuk menambah kapasitas kursi pesawat dalam jangka pendek. Ia menyebut akan menambah jam penerbangan di bandara-bandara di bawah koordinasi Angkasa Pura 1.

"Kita akan melihat slot penerbangan yang bisa ditingkatkan. Terutama untuk di Bali, kalau bisa untuk pesawat-pesawat kecil, dibandingkan dengan adanya permintaan pesawat besar mengalah dulu. Kalau bisa pesawat yang kecil di Lombok," jelas Danang.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pihaknya berkonsentrasi terhadap destinasi-destinasi wisata baru di Indonesia. Ia mencontohkan hal yang prioritas AP 2 dengan adanya pengembangan landasan pacu Bandara Silangit.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Badara Ngurah Rai Bali
AP 2, menurut Awaluddin, tengah menjalankan program Improved Runway Capacity 86 (IRC 86) di Bandara Soekarno-Hatta. Hal itu untuk meningkatkan pergerakan pesawat dari 72 pergerakan per jam menjadi 86 pergerakan.

"Tentu AirNav akan banyak membantu. Kita sedang kolaborasi dengan AirNav. Itu sejalan dengan program Kementerian Pariwisata," tambahnya.

Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahyono akan menerapkan slot management antar-bandara. Hal itu akan memudahkan maskapai menghemat bahan bakar.

"Nantinya hal itu akan menghemat biaya penerbangan," ujarnya.

Adapun Kesepakatan kerja sama dalam nota kesepahaman tersebut antara lain meliputi; pertukaran data, informasi, dan promosi bersama (joint promotion) untuk menunjang kegiatan promosi pariwisata Indonesia di pasar internasional dan domestik; membuat analisis dan kajian bersama mengenai konektivitas udara yang dibutuhkan wisman dan wisnus.

Selain itu yakni melakukan upaya sinkronisasi rencana pengembangan kapasitas bandara dengan rencana pengembangan destinasi pariwisata dalam rangka mencapai target pariwisata nasional; serta penyediaan sarana tourism information center di bandara udara internasional maupun domestik.

Penulis: Wahyu Adityo Prodjo
Editor : I Made Asdhiana