Cerita Mahasiswa Asal Boyolali Magang di Silicon Valley - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Cerita Mahasiswa Asal Boyolali Magang di Silicon Valley

Jumat, 7 Oktober 2016 | 15:55 WIB

Upaya lebih keras

Irfan mengatakan perusahaan-perusahaan di Silicon Valley, secara spesifik Twitter, pada dasarnya terbuka dengan siapa saja yang berniat belajar melalui program magang.

Hanya saja, mendatangkan peserta magang dari luar negeri butuh ongkos lebih, seperti tiket pesawat dan tempat tinggal. Karena itu, persentase anak magang yang kuliah di Amerika Serikat memang lebih banyak.

"Harus ada nilai lebih dari mahasiswa luar Amerika kalau mau terpilih jadi anak magang di Twitter. Kita harus berusaha keras. Kalau soal peluang pasti ada," kata mahasiswa semester tujuh tersebut.

Irfan menggarisbawahi dua pos magang yang peluangnya paling besar untuk mahasiswa dari luar Amerika, yakni programming dan product design. Menurut dia, selain dua divisi tersebut, Twitter cenderung memilih talenta lokal Amerika.

Irfan sendiri magang sebagai software engineer. Menurut dia, ada beberapa bahasa pemrograman yang sebaiknya dikuasai sebelum melamar magang di Twitter. Masing-masing adalah Java, Javascript, Python, dan C++.

Sementara itu, untuk kemampuan Bahasa Inggris, Twitter tak mewajibkan peserta magang menyerahkan sertifikat Toefl dengan skor tertentu.

"Saya nggak pernah tes Toefl. Pas wawancara mereka sudah bisa lihat apakah kemampuan berbahasa saya sudah cukup atau tidak," Irfan menjelaskan.

Sempat tertinggal

Irfan mengakui bahwa pelajaran kuliah ilmu komputer di Indonesia masih kurang luas. Ia bisa bilang begitu karena ternyata banyak hal yang ia tak ketahui setelah menjadi anak magang Twitter.

Mulanya ia merasa tertinggal dari peserta magang lainnya. Tak ingin menyerah, Irfan bekerja lebih keras untuk menyamai pengetahuan yang dimiliki rekan-rekannya.

"Harus berusaha banget. Nggak bisa berhenti belajar," ujarnya.

Berkat kegigihan itu, ia mengklaim sang layanan bernuansa biru senang dengan kinerjanya saat magang tahun lalu. Alhasil, ia ditawari kembali magang pada musim panas tahun ini. Saat diwawancara VOA, Irfan baru saja menuntaskan program magang keduanya di Twitter.

"Ini hari terakhir saya, tadi saya ke kantor Twitter untuk presentasi final," ia menuturkan.

Ke depan, Irfan mengatakan belum punya tujuan spesifik. Yang jelas, ia bakal balik ke Indonesia untuk menyelesaikan studinya. Setelah itu ia masih bingung apakah akan melanjutkan S2, kerja di Indonesia, atau merantau mencari rezeki di negeri Paman Sam.

Baca juga: Orang Indonesia di Balik Game "Assassin's Creed"

Page:

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: Facebook