Beredar Pembicaraan I Gusti Putu Artha Berniat Keluar dari "Teman Ahok" - Kompas.com
Jumat, 17 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Beredar Pembicaraan I Gusti Putu Artha Berniat Keluar dari "Teman Ahok"

Selasa, 19 Juli 2016 | 20:21 WIB
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kini bergabung dengan Teman Ahok, I Gusti Putu Artha, saat ditemui di Setiabudi Building II, Jakarta Selatan, Selasa (24/5/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah transkip percakapan beredar di media sosial yang memperlihatkan seorang relawan pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, I Gusti Putu Artha menyatakan ingin mundur dari "Teman Ahok".

Dalam pembicaraan di sebuah aplikasi Whatsapp (WA), Putu Artha menulis "Jika krn ini kawan2 merasa tidak nyaman, saya siap mengundurkan diri dari komunitas "Teman Ahok" dan tim Ahok agar tidak ada ganjalan. Sy pulang ke Bali saja. Mgkn itu yng paling terhormat jika ini sebuah kesalahan. Sekali lagi saya minta maaf."

Saat dikonfirmasi, Putu membenarkan pembicaraan yang beredar itu. Putu menjelaskan alasan dirinya berniat keluar dari relawan pendukung Ahok, karena sebuah pembicaraan lainnya yang beredar di media sosial. Pembicaraan itu berisi pernyataan bahwa Putu menyebut Ahok sedang mempersiapkan "soft landing" pada Pilkada DKI 2017.

Percakapaan yang beredar bertuliskan "Soft landing sedang disiapkan sptnya". Pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan rekan Putu yang menanyakan pilihan jalur yang dipilih Ahok untuk maju menjadi calon gubernur.

Putu menjelaskan, "soft landing" yang dimaksud sebenarnya dia ingin menjelaskan bahwa jika nantinya Ahok maju menjadi calon gubernur melalui parpol, Ahok akan mengajak Teman Ahok untuk berdialog. Hal tersebut agar Teman Ahok tidak kecewa dan para pendukung Ahok tidak "blunder" soal tujuan Ahok memilih Parpol.

Putu membantah maksud dari perkataan "soft landing" dalam pembicaraan itu di mana Ahok sedang mencari kendaraan politik yang lebih aman untuk mencalonkan diri pada Pilkada DKI mendatang.

Menurut Putu, beredarnya pembicaraan itu lebih kepada standar moral yang dia pegang. (Baca: "Teman Ahok": Jalur Independen atau Parpol Sama Saja, Tujuan Awal Kami Jadikan Ahok Gubernur )

"Secara moral saya bersalah, saya merasa polos, seharusnya WA itu tak menyebar," ujar Putu melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2016).

Namun, karena bujukan dari sejumlah jaringan pendukung Ahok termasuk Teman Ahok, Putu mengatakan niat untuk mengundurkan diri urung dilakukannya.

"Namun saya tidak mundur, karena kawan-kawan relawan melarang. Semua jaringan relawan termasuk TA (Teman Ahok)," ujar Putu. Putu menegaskan bahwa saat ini dirinya masih menjadi relawan pendukung Ahok.

Kompas TV Hukum Mengenai Dana Sumbangan Teman Ahok



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: David Oliver Purba
Editor : Fidel Ali