Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah optimistis tak terseret perlambatan ekonomi global, menyusul revisi outlook pertumbuhan ekonomi global yang dirilis Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) pekan ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sepakat, pemangkasan estimasi pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan IMF dari 3,4 persen pada Januari 2016, menjadi 3,2 persen memang dikarenakan kemungkinan pertumbuhan ekonomi global belum menuju arah yang diharapkan.
Akan tetapi, bicara Indonesia, Darmin yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini akan menunjukkan titik balik daripada tahun sebelumnya.
"Mereka boleh melambat, tapi dua kuartal terakhir kita makin cepat sendiri," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pun menegaskan kebijakan yang ditempuh pemerintah saat ini tendensinya berlawanan arah dengan arah pertumbuhan ekonomi dunia.
"Itu tugasnya Indonesia untuk tidak terseret dengan kecenderungan ekonomi dunia," ucap Darmin.
Sementara itu, ketika ditanyakan perkiraan pertumbuhan ekonomi RI kuartal-I 2016, Darmin mengatakan seharusnya kondisinya lebih baik dibandingkan kuartal-I 2015.
Akan tetapi jika dibandingkan kuartal-IV 2015, pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2016 kemungkinan tidak terlalu menggembirakan.
"Panen padi jatuh di April dan Mei, bukan Maret. Itu membuat pertumbuhan Q to Q, mungkin tidak sebagus yang dibayangkan," pungkas Darmin.
Laporan IMF
Laporan IMF memprediksi pertumbuhan kelompok ekonomi maju turun antara 0,3 persen-0,5 persen. Sementara itu, untuk kelompok ekonomi tumbuh dan berkembang di wilayah Asia, IMF memprediksi angka pertumbuhan tetap atau naik sedikit antara 0,1 persen-0,2 persen dari perkiraan sebelumnya.
IMF mengusulkan tiga kebijakan utama untuk mengatasi kelesuan dan menjaga pertumbuhan ekonom di tengah kelesuan global, yakni melaui pendekatan moneter, fiskal dan struktur ekonomi.
(Baca: Pangkas "Outlook" Pertumbuhan Global ke 3,2 Persen, IMF Peringatkan Risiko Politik)
Penulis | : Estu Suryowati |
Editor | : Aprillia Ika |