Pemulung Dilarang Masuki Kawasan Reruntuhan Kalijodo - Kompas.com
Minggu, 19 Mei 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Pemulung Dilarang Masuki Kawasan Reruntuhan Kalijodo

Senin, 29 Februari 2016 | 17:27 WIB
Andri Donnal Putera KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Kondisi reruntuhan bangunan di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Senin (29/2/2016) siang. Area Kalijodo akan diratakan dengan tanah untuk kemudian dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi mengimbau agar pemulung tidak memasuki kawasan Kalijodo pasca penggusuran.

Hal itu dituturkan mengingat masih banyak material berbahaya yang berserakan di lokasi penggusuran.

"Kami imbau supaya pemulung jangan masuk dulu, banyak alat berat, bahaya," kata Rustam kepada pewarta di lokasi penggusuran, Senin (29/2/2016) sore.

Di setiap akses masuk ke Kalijodo, sampai sore ini, masih ditutup dengan garis polisi. Warga yang menonton proses penggusuran Kalijodo dibatasi hanya sampai pinggir jalan besar.

Hanya aparat dan pihak terkait lainnya yang diizinkan masuk ke tempat penggusuran. Pantauan Kompas.com, di tempat warga menyaksikan penggusuran, tidak tampak tukang barang bekas yang menunggu puing hasil reruntuhan bangunan di Kalijodo.

Semua reruntuhan itu telah ditampung di beberapa truk milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut petugas, rencananya, puing-puing bangunan akan ditampung di satu tempat sebelum nantinya dibuang ke tempat pembuangan.

Kondisi Jalan Kepanduan II yang ada di dalam Kalijodo sendiri dipenuhi dengan bebatuan dan debu yang beterbangan. Beberapa hari sebelum Kalijodo digusur, sejumlah tukang barang bekas sudah meraup rezeki dengan menampung barang-barang bekas yang punya nilai jual.

Dari barang-barang tersebut, para tukang bisa menerima keuntungan hingga ratusan ribu rupiah per harinya.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Andri Donnal Putera
Editor : Fidel Ali