Dikritik, 2 Fitur Facebook yang Merespons Teror di Paris - Kompas.com
Senin, 8 Juli 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Dikritik, 2 Fitur Facebook yang Merespons Teror di Paris

Senin, 16 November 2015 | 13:24 WIB
Facebook Mark Zuckerberg menambah foto profilnya dengan bendera Perancis sebagai bentuk empati terhadap insiden di Paris yang terjadi pada 13 November 2015.

KOMPAS.com — Penyerangan di Paris, Jumat (13/11/2015) malam pekan lalu, menewaskan lebih dari 150 orang. Insiden itu menyentuh empati para perusahaan teknologi, termasuk Facebook.

Jejaring sosial tersebut kembali mengaktifkan fitur Safety Check untuk melacak korban.

Tak hanya itu, Facebook juga mengajak penggunanya membubuhi foto profil dengan filter bendera Perancis sebagai bentuk dukungan bagi para korban.

Namun, tindakan sosial Facebook malah mengundang kritik dari para netizen. Facebook dianggap memberlakukan standar ganda atas Perancis, Lebanon, dan Suriah, sebagaimana dilaporkan Cnet dan dihimpun KompasTekno.

Pasalnya, sehari sebelum insiden Paris, peristiwa bom bunuh diri terjadi di Beirut, Lebanon. Lebih dari 200 orang terluka dan 40 orang tewas dalam peristiwa tersebut. Suriah pun mendapat serangan dari jet tempur Rusia pada awal Oktober lalu.

Namun, Facebook dinilai tak peduli. "Safety Check" dan profil bendera tak terakomodasi untuk Lebanon dan Suriah. Netizen pun gusar.

"Saya berduka untuk Paris. Saya juga berduka untuk Suriah. Tolong sebar bendera Suriah juga untuk para korban terorisme," kata kolumnis ekonomi kawakan Edward Luce di akun Facebook-nya.

"Bendera yang bagus untuk Perancis. Namun, bagaimana saya bisa mengganti foto profil untuk menunjukkan solidaritas bagi saudara-saudara di Beirut?" kata pengguna akun @Aurora_Hyseni di Twitter.

"Kenapa tak ada Safety Check di Lebanon dan Suriah? Mungkin itu karena insiden di Lebanon dan Suriah sudah sering terjadi beberapa tahun terakhir. Atau karena mereka bukan orang Barat. Ini bentuk kemanusiaan yang pilih kasih," kata Amru Salahuddien pada laman Facebook-nya.

"Status aman Facebook membuatmu tahu keadaan teman. Namun, itu hanya di Paris, bukan di Baghdad, Damaskus, Gaza, atau Beirut," kata pengguna akun Twitter @Sari_AlKhalili.

Dikepung kritik, pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pun angkat bicara. "Kau benar bahwa banyak konflik penting di dunia. Kami peduli pada semua manusia. Kami akan bekerja keras untuk membantu semua orang yang sedang menderita untuk situasi-situasi ini," kata dia.

Zuckerberg pun berjanji akan memboyong Safety Check ke semua wilayah konflik untuk mempermudah akses komunikasi para korban.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi
Sumber: CNET