Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Agate dan Toge Productions Tawarkan Pendanaan untuk Pengembang Game Indonesia

Minggu, 21 November 2021 | 10:02 WIB
CEO & CO-Founder Agate Arief Widhiyasa (kiri), CEO Toge Productions Kris Antoni (tengah), dan Head of Supervisory Board MIKTI Hari Sungkari Indonesia (kanan) terlihat sedang membangikan tips terkait pendanaan untuk pengembang game lokal dalam ajang Game Developer Exchange (IGDX) 2021.KOMPAS.com/Kevin Rizky Pratama CEO & CO-Founder Agate Arief Widhiyasa (kiri), CEO Toge Productions Kris Antoni (tengah), dan Head of Supervisory Board MIKTI Hari Sungkari Indonesia (kanan) terlihat sedang membangikan tips terkait pendanaan untuk pengembang game lokal dalam ajang Game Developer Exchange (IGDX) 2021.

Bali, KOMPAS.com - Dalam gelaran Indonesia Game Developer Exchange (IGDX 2021), dua pelaku industri game asal Indonesia, yakni Agate dan Toge Productions membagikan tips terkait pendanaan guna mempercepat proses perkembangan developer game lokal.

Tips yang diberikan dalam salah satu sesi IGDX Conference di Bali, Sabtu (20/11/2021) itu terkait sumber pendanaan yang kini bisa diraih oleh pengembang game lokal.

CEO & CO-Founder Agate Arief Widhiyasa mengatakan pendanaan merupakan salah satu permasalahan yang kerap dihadapi pengembang game lokal yang masih merintis. Arief juga mengaku sempat kesulitan mencari modal saat pertama kali mempelopori Agate pada 2009.

Baca juga: Menkominfo: IGDX 2021 Bantu Perkembangan Industri Game Lokal

Namun, seiring dengan berkembangnya industri game di Tanah Air, Arief menyebut bahwa sumber pendanaan kini tidak lagi menjadi momok besar yang harus ditakuti.

Menurut pria berusia 34 tahun tersebut, saat ini terdapat beragam saluran pendanaan yang dapat diakses melalui sejumlah program funding yang dibuka oleh pelaku industri game lokal, termasuk Agate.

"Saya melihat situasi ekosistem industri game Indonesia sudah sangat berubah. Jadi bagi teman-teman yang mau masuk ke industri game sudah banyak sekali skema funding-nya," kata Arief.

Program pendanaan dari Agate dan Toge Productions

Agate sendiri menyediakan setidaknya dua program pendanaan yang mencakup Indigo Game Startup Incubation (IGSI) dan Agate Skylab Fund. IGSI merupakan program kerja sama antara Agate dengan Telkom yang menyediakan funding tahap awal senilai Rp 120-150 juta.

Pengembang game lokal yang berhasil lolos ke tahap selanjutnya juga berhak menerima sumber pendanaan tambahan hingga Rp 2,7 miliar.

Sementara itu, Agate Skylab Fund menawarkan investasi dalam jumlah yang cukup besar, yakni mencapai 1 juta dolar AS (sekitar Rp 14,5 miliar).

"Sebenarnya jalannya sudah ada dibanding kita (Agate) dulu. Semoga teman-teman tidak perlu merasakan masa-masa itu lagi, support system-nya sudah ada," lanjut Arief.

Baca juga: Industri Game Indonesia Diramal Terus Tumbuh, Smartphone Pemicunya

Dalam kesempatan yang sama, CEO Toge Productions Kris Antoni turut memaparkan program pendanaan yang digelar pihaknya, yakni Toge Game Fund Initiative (TGFI).

Melalui program ini, partisipan berkesempatan untuk mendapat bantuan modal dana dari Toge Productions sebesar 10.000 dolar AS (sekitar Rp 142 juta).

"Kami ingin memberikan kesempatan untuk teman-teman developer game Indonesia agar mereka dapat berkarya dan punya pengalaman," ungkap Kris.

Dengan memperoleh sumber bantuan dana tersebut, Kris menilai pengembang game lokal sudah dapat menerima keahlian dan pengalaman yang cukup.

Alhasil, pengembang game lokal tersebut sudah cukup kredibel untuk bekerja sama denganpublisher atau bahkan menerima pendanaan dari investor yang besar.

Bimbingan dan ilmu juga penting

Selain soal pendanaan, Head of Supervisory Board Indonesia Digital Creative Industry Society (MIKTI) Hari Sungkari mengatakan bahwa bimbingan serta ilmu yang diraih dari mentor tidak kalah penting dalam menentukan nasib perkembangan pengembang lokal.

Hari menjelaskan bahwa ilmu yang diberikan oleh pihak yang sudah lebih berpengalaman mampu membimbing pengembang game lokal untuk siap bersaing pada lingkungan yang lebih profesional.

"Salah satu kriteria pembangunan ekosistem adalah mentorship, selain pendanaan dan edukasi, ini penting. Tanpa mentor, mereka akan tumbuh di tempat yang salah," jelas Hari.

Baca juga: Ini Dia Daftar Nominasi The Game Awards 2021, Ada Genshin Impact dan Pokemon Unite

Lebih lanjut, Hari turut menghimbau kepada pelaku industri game lokal untuk melestarikan budaya pay it forward. Dengan demikian, pengembang game lokal yang sudah sukses dapat kembali membagikan kebaikan yang mereka terima kepada generasi penerus yang baru.

"Saya berharap para pebisnis yang sudah sukses dapat menjadi mentor. Budaya pay it forward ini yang harus kita bangun di Indonesia," pungkas Hari.

Penulis: Kevin Rizky Pratama
Editor : Oik Yusuf