Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Cerita Purwati Hadapi Warga yang Tolak Vaksin di Bangkalan: Ada yang Bilang "Saya Sehat Bu, Tidak Mau Divaksin"

Kamis, 10 Juni 2021 | 20:05 WIB
Ilustrasi vaksinasi pada lansiaSHUTTERSTOCK/BaLL LunLa Ilustrasi vaksinasi pada lansia

KOMPAS.com - Kepala Puskesmas Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan, Jawa Timur, dr Purwati punya pengalaman unik menghadapi masyarakat yang menolak disuntik vaksin Covid-19.

Menurutnya, masih ada masyarakat yang enggan menerima suntikan vaksin Covid-19, khususnya di perdesaan.

Meski telah diberi tahu tentang manfaat vaksin, kata dia, masyarakat selalu punya alasan agar tak divaksin.

“Ada yang bilang, tidak bu, saya sehat, tidak mau divaksin,” tutur Purwanti menirukan jawaban salah satu warga saat berbincang dengan Kompas.com lewat telepon, Kamis (10/6/2021).

Menurutnya, tenaga medis Puskesmas Jaddih bertanggung jawab melakukan vaksinasi terhadap 1.000 orang.

Perempuan yang akrab disapa Pur itu bersama anak buahnya harus bekerja ekstra untuk mencapai target tersebut. Apalagi, dengan adanya lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan.

Baca juga: Upaya Tenaga Medis di Bangkalan Hadapi Masyarakat yang Menolak Disuntik Vaksin Covid-19

"Hari ini hari pertama kita melakukan vaksin pada tahap dua (sasaran sektor pelayanan). Kebetulan di Puskemas Jaddih ini karena tempatnya di perdesaan sasarannya banyak. Dan capaiannya masih sedikit. Terutama di pelayan pasar, pelayanan toko, pedagang pasar masih sedikit," kata dia.

Untuk mencapai target 1.000 orang, Pur dan anak buahnya harus menyuntik minimal 100 orang dalam seminggu. Jadwal vaksinasi di puskesmas yang hanya berlangsung dua hari, Selasa dan Rabu, juga jadi salah satu tantangan.

Untuk memaksimalkan vaksinasi, Pur memanfaatkan media sosial untuk membagikan informasi kepada masyarakat.

Ia juga menyebar informasi melalui pesan WhatsApp dan memasang banner saat setiap kegiatan.

Selain itu, Pur juga menggandeng tokoh masyarakat, adat, agama, dan pemuda, di tingkat desa. Tenaga kesehatan di tingkat desa juga dilibatkan.

"Selama ini ada kader kesehatan yang kita vaksin pertama, tokoh masyarakat, tokoh adat. Di tahap dua ini (pelayanan) kami selalu melibatkan semua elemen dalam memberikan pemahaman terkait vaksin ini, dan pendekatan yang lainnya kita lewat ibu-ibu bidan desa, kita harus memberikan pencerahan dan edukasi bahwa vaksin ini perlu," kata Pur.

Page:

Editor : Dheri Agriesta