Kompas.com
Kamis, 4 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Bamsoet Kutuk Keras Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Rabu, 31 Maret 2021 | 17:02 WIB
Pencanangan Salatiga sebagai Kota Empat Pilar dihadiri Ketua MPR RI Bambang SoesatyoKOMPAS.com/Dian Ade Permana Pencanangan Salatiga sebagai Kota Empat Pilar dihadiri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

SALATIGA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengutuk keras aksi pengeboman di komplek Gereja Katedral, Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) pagi.

Menurut dia, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasaan. Sehingga tindakan bom bunuh diri tidak bisa dibenarkan.

"Jika paham dan tujuan berbangsa atau bernegara kita satu, maka tidak ada yang bisa mengadu domba antarumat beragama, karena puncak dari agama adalah cinta sesama," jelas Bamsoet usai Pencanangan Salatiga Kota Empat Pilar di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Tokoh Lintas Agama Papua Kecam Bom Bunuh Diri di Makassar, Umat Islam Akan Ikut Jaga Perayaan Paskah

Bambang menegaskan, salah satu yang bisa diwariskan kepada anak cucu adalah perdamaian.

"Kita lihat pertikaian di negara-negara Timur Tengah menjadi sasaran bagi kepentingan dunia luar untuk memasok amunisi," tegasnya.

Menurutnya, ada dua kekuatan besar, yakni Amerika Serikat dan China yang memberi pengaruh pada dunia.

Dan Indonesia, memiliki potensi luar biasa untuk diincar karena memiliki potensi pasar dengan 270 juta penduduk serta masyarakat kelas menengah yang luar biasa.

Baca juga: Muhammadiyah Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Dikatakan Bambang, di Indonesia saat ini ada enam agama yang diakui dan berbagai aliran kepercayaan.

"Dalam konteks kekinian, ada upaya membenturkan agama dengan komunis. Kita harus berpegang pada keyakinan kita agar tetap rukun," jelasnya.

Mengenai alasan memilih Salatiga sebagai kota empat pilar, Bambang mengungkapkan bahwa Salatiga adalah Kota Tertoleran di Indonesia.

"Daerah lain bisa mencontoh Salatiga dalam upaya menjaga toleransi, kerukunan, termasuk keberpihakan pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan, toleransi menjadi 'harta' yang harus dijaga karena menjadi kunci kerununan dan perdamaian.

"Salatiga adalah contoh miniatur Indonesia mini yang menghargai kemajemukan," ungkapnya.

Penulis: Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana
Editor : Dony Aprian