Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Diduga Teroris, NM Ditangkap Saat Jalan-jalan dengan Keluarga, Pernah Jadi TKI di Taiwan dan Korea

Rabu, 31 Maret 2021 | 08:01 WIB
Polisi berjaga di depan rumah pasca penangkapan terduga teroris di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Selasa (30/03/2021).SLAMET WIDODO Polisi berjaga di depan rumah pasca penangkapan terduga teroris di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur, Selasa (30/03/2021).

KOMPAS.com - NM (44) alias Baron Jenggot, warga Dudun Ngipik, Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, ditangkap oleh Densus 88 pada Selasa (30/3/2021).

Saat ditangkap, NM sedang jalan-jalan bersama istri dan anaknya.

Selama di Tulungagung, NM tinggal di rumah mertunya yang bernama AU yang juga mantan kepala desa setempat.

Kepala Dusun Ngipik, Purwanto, diminta jadi saksi saat Densus 88 menggeledah rumah AU yang ditinggali NM dan keluarganya.

Saat penggeledahan, ditemukan pistol, peluru, serta senjata tajam, dan paspor.

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Tulungagung Menutup Diri Setelah Pulang dari Taiwan

“Ada dua pistol, delapan peluru aktif, satu selongsong peluru, satu buah senjata tajam, dan paspor,” ujar Purwanto saat dikonfirmasi, Selasa.

NM sendiri tercatat sebagai warga Kecamatan Ngeglok, Kabupaten Blitar.

Purwanto mengatakan, NM adalah sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan tetangga.

Setiap hari, dia menjalankan bisnis angkutan truk dan menggarap sawah. Setiap hari, ia diketahui mondar-mandir Tulungagung-Blitar untuk mengurus bisnisnya.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris di Tulungagung

Jadi TKI di Korea dan Taiwan

Ilustrasi terorismeShutterstock Ilustrasi terorisme
Tak hanya rumah di Tulungagung. Densus 88 juga menggeledah rumah ibu NM di Kabupaten Blitar.

Menurut Kepala Dusun Kuwut M Chariri, NM sebenarnya adalah anak angkat.

Ia asli dari Sumatera. Namun, sejak kecil, dia tinggal di Blitar dan diasuh oleh pasangan suami istri warga Dusun Kuwut karena orangtua kandung NM telah meninggal dunia.

Ayah angkat NM sendiri telah meninggal dunia.

Walaupun NM tinggal di rumah mertua di Tulungagung, pria 44 tahun tersebut sering bertandang ke Blitar.

Baca juga: Densus 88 Antiteror Amankan Seorang Terduga Teroris di Nganjuk

"NM sebenarnya asal Sumatera, tapi orangtua kandungnya sudah meninggal sejak dia masih kecil dan kemudian diambil sebagai anak angkat pasangan suami istri warga sini," ujarnya.

Menurut Chariri, NM pernah beberapa kali bekerja sebagai TKI di luar negeri, seperti Malaysia, Korea, dan terakhir ke Taiwan.

Sebelum bekerja di Korea Selatan, NM yang masih berstatus sebagai penduduk Dusun Kuwut itu bekerja di Malaysia sekitar empat tahun.

"Yang paling lama di Korea (Korea Selatan) sekitar tujuh tahun. Yang paling terakhir ke Taiwan," ujar M Chariri saat dikonfirmasi wartawan di rumahnya, Selasa (30/3/2021).

Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Perempuan Terduga Teroris Terkait Bom di Makassar

Ilustrasi terorismeShutterstock Ilustrasi terorisme
Terakhir, NM bekerja di Taiwan dan baru beberapa bulan kembali ke Indonesia.

Chariri mengatakan, setelah pulang dari Taiwan, NM menutup diri. Padahal, ia dulu rutin mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya.

Termasuk pengajian rutin dari rumah ke rumah. Ia juga menggambarkan bahwa NM adalah orang yang pendiam dan berperilaku baik kepada tetangga.

Ia bercerita sempat diminta jadi saksi saat penggeledahan rumah ibu NM. Penggeledahan dilakukan karena ada informasi, NM menyimpan pistol di rumah sang ibu.

Baca juga: Terduga Teroris AJ yang Ditangkap di Ciputat Timur Berprofesi Ojol

"Karena informasinya ada pistol di rumah ibunya. Setelah diperiksa petugas ternyata tinggal kardusnya," ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dia dapat, NM telah lebih dulu mengambil pistol yang dia simpan di rumah ibunya itu.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Gatot Repli Handoko membenarkan penangkapan terduga teroris di Tulungagung.

Namun, Gatot belum bisa memastikan keberadaan terduga teroris tersebut.

"(Terduga) belum digeser ke Polda," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo, Asip Agus Hasani | Editor : Dheri Agriesta, David Oliver Purba)

Editor : Rachmawati