Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Muhammadiyah Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Minggu, 28 Maret 2021 | 16:41 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) bersama Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). Kedatangannya tersebut untuk mensosialisasikan dan mengundang Presiden untuk hadir dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 1-5 Juli 2020 di Kota Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) bersama Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). Kedatangannya tersebut untuk mensosialisasikan dan mengundang Presiden untuk hadir dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 1-5 Juli 2020 di Kota Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.


Yogyakarta, KOMPAS.com - Muhammadiyah mengecam keras aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Muhammadiyah mendorong pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan apabila diperlukan membuat tim investigasi.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta polisi mengungkap pelaku dan motif peledakan bom tersebut.

Baca juga: Korban Luka akibat Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Bertambah

Haedar berharap, aktor di balik terorisme yang keji itu dapat diungkap dan ditangkap.

"Kepada masyarakat luas, hendaknya tenang dan tidak mengembangkan berbagai prasangka atau asumsi yang dapat mengaburkan kasus bom yang tidak berperikemanusiaan dan tidak beradab tersebut," kata Haedar melalui keterangan tertulis, Minggu (23/3/2021).

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Banyak Paku Ditemukan di Sekitar Lokasi

Haedar menyampaikan, meskipun kejadian bom meledak tersebut berada di dekat tempat ibadah, masyarakat sebaiknya tidak mengaitkan dengan agama atau golongan umat beragama tertentu.

"Boleh jadi tindakan bom tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan," kata Haedar.

Haedar meminta kepada semua pihak agar lebih waspada dan jangan menganggap enteng masalah ini, serta tidak ikut memperkeruh suasana.

"Perkuat saling pengertian dan kebersamaan antar semua golongan di negeri ini, serta jauhi benih saling curiga dan prasangka satu sama lain, demi keutuhan dan persatuan Indonesia yang kita dambakan bersama," kata Haedar.

Baca juga: Jurnalis Tempo Dianiaya hingga Diancam Dibunuh Saat Investigasi Kasus Korupsi

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo
Editor : Abba Gabrillin