Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Warga Tolak Proyek Geothermal di Gunung Tampomas, Begini Respons Bupati Sumedang

Senin, 22 Maret 2021 | 21:27 WIB
Spanduk Penolakan Geothermal di Gunung Tampomas mulai tersebar di sejumlah titik strategis di Kecamatan Buahdua dan Conggeang, Sumedang, Jawa Barat. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Spanduk Penolakan Geothermal di Gunung Tampomas mulai tersebar di sejumlah titik strategis di Kecamatan Buahdua dan Conggeang, Sumedang, Jawa Barat. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kecamatan Buahdua dan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menolak rencana pemerintah untuk mengembangkan energi panas bumi atau geothermal di Gunung Tampomas.

Dua kecamatan ini merupakan wilayah kaki Gunung Tampomas yang memiliki ketinggian 1.684 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Warga khawatir, eksplorasi geothermal akan merusak kelestarian alam dan berdampak buruk pada warga yang bermukim di sekitar Gunung Tampomas.

Baca juga: Acara Lempar Telur dan Tepung Saat Ulang Tahun Berujung Petaka

Penolakan ini disuarakan warga dengan memasang spanduk penolakan di sepanjang jalan dan sejumlah tempat strategis lainnya di wilayah Conggeang dan Buahdua.

Tokoh masyarakat Buahdua H Supriadi mengatakan, rencana mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas ini sudah sering kali disuarakan pemerintah.

Bahkan, menurut Supriadi, wacana ini sudah mulai bergulir sejak tahun 2010.

"Sekarang mulai ramai terdengar lagi wacana dari pemerintah untuk mengembangkan geothermal di Gunung Tampomas itu. Dari dulu sampai sekarang, warga tetap menolak rencana ini," ujar Supriadi kepada Kompas.com di Desa Cilangkap, Buahdua, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Komentari Sidang Rizieq di Facebook, Pegawai Honorer Pengadilan Tinggi Sumsel Dirumahkan

Supriadi mengatakan, kerusakan lingkungan akibat eksplorasi panas bumi di Gunung Tampomas menjadi kekhawatiran warga.

Sebab, menurut Supriadi, Gunung Tampomas merupakan sumber penghidupan warga.

"Mayoritas warga Buahdua ini adalah petani, peternak dan berkebun. Jadi sangat bergantung pada keasrian alam di sekitar Gunung Tampomas. Jadi wajar kalau warga merasa cemas dengan rencana pengembangan panas bumi ini," tutur Supriadi.

Supriadi menyebutkan, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan pemerintah juga tidak melibatkan masyarakat Buahdua dan Conggeang.

"Jadi sosialisasi pemerintah ini belum menyentuh pada masyarakat bawah. Hanya di tingkat kabupaten dan kecamatan dengan format sosialisasi yang bertele-tele," sebut Supriadi.

Supriadi mengatakan, jika pemerintah serius mengembangkan panas bumi di Gunung Tampomas, maka harus betul-betul disampaikan secara mendetail.

"Warga kami wajib tahu apa manfaatnya, apa dampak dan kemungkinan terburuknya. Buat kami benar-benar paham, jangan hanya melalui sosialisasi seremonial saja," tutur Supriadi.

Page:

Penulis: Kontributor Sumedang, Aam Aminullah
Editor : Abba Gabrillin