Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

IDI Sebut Tak Kurang dari 180 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19

Senin, 30 November 2020 | 20:42 WIB
Tenaga medis tampak menangis tersedu-sedu sembari memberi hormat saat ambulans melintasi depan kantor Dinkes, Jalan Raya Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Tenaga medis tampak menangis tersedu-sedu sembari memberi hormat saat ambulans melintasi depan kantor Dinkes, Jalan Raya Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyebut, sebanyak 180 dokter meninggal akibat terpapar Covid-19 dalam delapan bulan terakhir.

Hal itu terjadi, menurut Daeng, akibat meningkatnya tren kasus positif Covid-19 yang juga berdampak pada tenaga kesehatan.

“Dokter saja dengan meningkatnya angka tinggi ini dilaporkan banyak yang gugur. Sekarang sampai 180 dokter gugur yang terlapor,” kata Daeng dalam diskusi di Graha BNPB, Senin (30/11/2020).

Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat ikut berpartisipasi membantu pemerintah dan petugas kesehatan dalam menangani Covid-19.

Ia berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan testing dan tracing agar penekanan laju penyebaran virus bisa dilakukan.

“Covid ini terus terang bukan hanya tanggung jawab petugas kesehatan, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua, karena ini pandemi semua orang kena, semua wilayah kena, ini harus melawannya dengan penawaran semesta,” kata Daeng

“Ini kan ada dua strategi utamanya ya, penemuan kasus dan penanganan cepat dengan 3T tracing, testing, treatment dan di dalamnya ada isolasi,” imbuhnya.

Baca juga: Bayi Lahir dengan Antibodi Covid-19, Terjadi Juga di China dan Italia

Untuk treatment, penanganan pemerintah menurut Daeng, sudah cukup berhasil. Sebab, angka kesembuhannya sudah di atas 83 persen sedangkan angka kematian juga dapat ditekan yakni 3,1 persen.

“Memang testing dan tracing ini yang perlu kita kuatkan betul itu di masyarakat,” kata dia.

Kendati demikian, Daeng mengatakan petugas kesehatan dari level puskesmas hingga Kecamatan sudah cukup baik melakukan langkah tracing.

“Jadi begitu terindikasi di suatu tempat itu ada yang positif, maka daerah-daerah sekitar tetangganya, keluarganya, kemudian teman dekatnya yang pernah kontak erat itu dilakukan tracing,” kata Daeng.

Oleh sebab itu, Daeng meminta masyarakat untuk ikut memudahkan penanganan tersebut dengan membantu pemerintah dalam proses menemukan sumber penyebaran Covid-19.

“Kalau testing dan tracing ini kita dorong, kemudian masyarakat ikut membantu kelancaran dan testing dan tracing, mau koordinasi, mau kolaborasi, maka penemuan kasusnya menjadi baik sehingga pengendalian penularan itu juga menjadi baik,” kata Daeng.

“Kalau tidak kooperatif masyarakat dalam rangka tracing dan testing kita hawatir penularan itu akan meluas,” imbuhnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Wisma Atlet Akui Masih Sanggup Bertahan Hingga Akhir Tahun

Selain testing dan tracing, yang tidak kalah penting menurut Daeng adalah komitmen masyarakat dalam menerapan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

“Disiplin terhadap 3M, koperatif dan kolaboratif dalam upaya testing dan tracing itulah upaya kita bersama secara gotong-royong melakukan perang semesta terhadap Covid ini,” kata Daeng.

Penulis: Irfan Kamil
Editor : Dani Prabowo