Kompas.com
Minggu, 7 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

136 Dokter Meninggal akibat Covid-19, IDI: Ini Situasi Krisis dalam Pelayanan Kesehatan

Kamis, 15 Oktober 2020 | 10:10 WIB
Ilustrasi dokter bedah.SHUTTERSTOCK Ilustrasi dokter bedah.

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kematian dokter akibat terpapar Covid-19 terus bertambah. Wakil Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ari Kusuma Januarto mengatakan, pekan ini ada empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19.

"Pekan ini, empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Dalam waktu dua pekan Oktober, sudah ada sembilan dokter meninggal dunia," ujar Ari dalam keterangan tertulis PB IDI yang diterima Kompas.com, Kamis (15/10/2020).

"Sehingga, total 136 dokter wafat akibat Covid-9 (secara keseluruhan)," tuturnya.

Baca juga: IDI Sebut Masih Ada Hoaks soal Covid-19, dari Risiko hingga Vaksinasi

Ari memerinci, para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 71 dokter umum dan 63 dokter spesialis serta dua residen.

Semuanya berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 66 IDI Cabang (kota/kabupaten).

Kemudian, berdasarkan data provinsi, angka kematian dokter terbanyak berada di Jawa Timur (32 dokter).

Secara berturut-turut disusul oleh Sumatera Utara (23 dokter), DKI Jakarta (19 dokter), Jawa Barat (12 dokter), Jawa Tengah (9 dokter), Sulawesi Selatan (6 dokter), Bali (5 dokter), dan Sumatera Selatan (4 dokter).

Lalu, ada Kalimantan Selatan (4 dokter), Aceh (4 dokter), Kalimantan Timur (3 dokter), Riau (4 dokter), Kepulauan Riau (2 dokter), DI Yogyakarta (2 dokter), Nusa Tenggara Barat (2 dokter), Sulawesi Utara (2 dokter), Banten (2 dokter), dan Papua Barat (1 dokter).

Baca juga: Doni Monardo: Banyak Dokter Meninggal Tertular OTG Covid-19

Merujuk data ini, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.

"Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan yang terpapar Covid-19. Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini," kata Ari.

"Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya. Harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan," tuturnya.

Baca juga: IDI: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Merasa Menyesal

Ari menyebutkan, perhatian semua pihak diharapkan bisa membantu tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

"Tidak hanya masyarakat, tetapi kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan," kata dia.

Penulis: Dian Erika Nugraheny
Editor : Bayu Galih