Kompas.com
Jumat, 3 Mei 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Wako Pariaman: Anak Indonesia Kreatif, Inovatif, Unggul

Selasa, 19 Juli 2016 | 09:32 WIB
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Seorang anak bernama Alam, asal Senen yang dengan polos bertanya sikap Ahok yang galak, di Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2015, di Dufan, Rabu (26/8/2015).

PARIAMAN, SUMBAR, KOMPAS.com--Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Mukhlis Rahman menyatakan anak Indonesia khususnya di daerah itu harus kreatif, inovatif dan unggul.

"Sebuah harapan yang kita akui pula dengan lapang dada belum bisa secara merata anak-anak Indonesia merasakan apa yang seharusnya menjadi miliknya seperti pendidikan yang layak," kata dia pada upacara peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang digelar di depan kantor Balai Kota setempat, Senin.

Ia menambahkan saat ini anak-anak Indonesia harus menghadapi begitu besarnya pengaruh negatif dari perkembangan teknologi.

Mulai dari banyaknya peredaran video game bertema kekerasan, sampai dengan tidak adanya upaya yang sungguh-sungguh untuk mencegah akses situs terlarang seperti pornografi.

"Kami secara bersama sering menerima kenyataan memprihatinkan, ketika banyak anak-anak yang kemudian menjadi korban dari akses kekerasan dan peredaran pornografi," jelasnya.

Lebih jauh, menurutnya, tidak terhitung lagi jumlah anak yang menjadi korban dari kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan juga psikologis akibat dari kemajuan teknologi informasi yang tak mampu dimanfaatkan secara baik.

Dalam rangka peringatan Hari Anak Indonesia 2016, ia mengajak seluruh masyarakat di daerah itu untuk membangkitkan dan menggelorakan semangat mewujudkan harapan anak Indonesia khususnya Kota Pariaman.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga mengajak kepada para orang tua agar mengajarkan dan memulai menanamkan budi pekerti yang baik sejak dini kepada anak.

"Sebagai orang tua kita memiliki kewajiban kepada mereka untuk mengenalkan nila-nilai keagamaan dengan baik atau terbiasa mengajarkanya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan," tambahnya.

Sebagai kota yang telah berhasil meraih tiga kali pengharagaan nasional sebagai Kota Layak anak pada 2012, 2013, dan 2015 pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya seperti program wajib belajar 12 tahun sejak 2010.

Di bidang keagamaan pemerintah setempat juga telah mengadakan kegiatan gerakan Magrib mengaji yang berdasarkan Peraturan daerah (Perda) Wajib Baca Tulis Alquran.

Sementara itu Oyong Liza Piliang (39) salah seorang orang tua di Kelurahan Jati, Kecamatan Pariaman Tengah, mengatakan dalam melindungi anak pembekalan agama sangat diutamakan.

"Penguatan nilai keagamaan sangat diutamakan, gerakan wajib mengaji dan belajar di rumah selalu dioptimalkan," jelasnya.

Ia menambahkan terkait perkembangan teknologi dan informatika pihaknya selalu mendukung anak menggunakan dan mengakses internet namun dengan pengawasan maksimal.

"Pandangan saya sebagai orang tua, anak harus mengetahui kemajuan teknologi dan informatika namun perlu pengawasan lebih serta bimbingan supaya tidak salah memanfaatkanya," ujarnya.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono