Rayakan Perbedaan

Purwakarta, KOMPAS.com--Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan menggelar berbagai kegiatan seni, budaya dan hiburan pada Juli hingga Agustus 2016 dengan tema "Sampurasun World Etnic Festival".

Bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Jumat, mengatakan, berbagai kegiatan tersebut digelar sebagai rangkaian Hari Jadi Kabupaten Purwakarta ke-48 dan Hari Jadi Purwakarta ke-185.

Menurut dia, tema etnik sengaja diangkat dalam kegiatan tersebut karena saat ini kebudayaan sudah menjadi isu sentral di Purwakarta dan Jawa Barat.

Penjaga tradisi dan etnik juga sudah mulai terpinggirkan ditingkat nasional, sehingga dirinya merasa perlu untuk menegaskan kembali bahwa nusantara dibangun dalam kerangka etnik yang tersebar di seluruh wilayah.

"Keberlangsungan budaya lokal hari ini terancam oleh arus industrialisasi yang massif. Kami bukan sekedar ingin berfestival, tapi juga ingin menyuarakan nilai-nilai kearifan lokal," kata dia.

Ia mengatakan, sebenarnya masih banyak masyarakat adat yang keberadaannya harus lebih dimaksimalkan. Masyarakat adat tersebut konsisten menjaga nilai adat dan lingkungannya tanpa pernah memperoleh pengakuan.

Di Indonesia ada Suku Baduy, Suku Anak Dalam, Suku Dhani di Papua, dan lain-lain. Kemudian di Amerika ada Suku Indian, serta di Australia ada Suku Aborigin.

"Nasib mereka sama saja, berjasa besar tetapi perhatian pemerintah sangat kurang. Kita ingin mereka dihormati berikut dengan cara pandang hidup mereka," katanya.

Rangkaian kegiatan tersebut juga akan menghadirkan masyarakat adat dari 10 negara. Selain itu, juga akan menggelar Panggung Tatar Sunda Cirebonan, Panggung Nusantara, Helaran Budaya Provinsi dari seluruh Indonesia, dan lain-lain.