Kompas.com
Senin, 6 Mei 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

UNESCO-Indonesia Latih Pelestarian Cagar Budaya

Sabtu, 23 Januari 2016 | 11:44 WIB
KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Suasana Kota Tua saat liburan Natal, Jumat (25/12/2015).

JAKARTA, KOMPAS.com--Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan (UNESCO) dan Indonesia melatih masyarakat tentang pelestarian bangunan cagar budaya di wilayah Tanah Air.

"Kerja sama ini berasal dari pemahaman karena Indonesia memiliki sangat banyak bangunan sejarah dan semuanya perlu dilestarikan, dan banyak pemikiran yang dibutuhkan pemerintah untuk membantu upaya pelestarian bangunan bersejarah ini," kata Spesialis program dari UNESCO Jakarta Irakli Khodeli dalam kata sambutan pada acara penutupan pelatihan di Historia Food and Bar, Kota Tua, Jakarta, Jumat.

Terkait konservasi dan revitalisasi cagar budaya, ia mengatakan, UNESCO memiliki berbagai ahli dari banyak negara dengan pengetahuan teknis dan pengalaman yang dapat dibagikan kepada arsitek dan pegawai pemerintah di Indonesia.

"Ini bukan hanya tentang merenovasi bangunan untuk kecantikan bangunan semata, tetapi melestarikan cagar budaya untuk banyak aspek sosial, seperti memajukan komunitas setempat, meningkatkan pendapatan masyarakat, mempertahankan identitas komunitas, dan memahami jati diri," ujarnya.

Ia mengatakan, pelestarian bangunan bersejarah merupakan suatu tanggung jawab untuk menjaga nilai sejarah yang akan diwariskan turun-temurun dan menjadi upaya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah setempat.

"Kami berharap peserta lokakarya ini dapat menjadi agen perubahan untuk kembali ke daerah dan dapat membagikan pengetahuan dan pengalaman ke rekan-rekan di daerah, terutama untuk memahami pentingnya memberikan perhatian dan dedikasi terhadap upaya pelestarian cagar budaya di daerah mereka masing-masing," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Perencanaan Teknis Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dian Irawati mengharapkan peserta dapat mengenali nilai-nilai signifikan peninggalan bersejarah karena signifikansi cagar budaya merupakan modal awal pelestarian.

"Peserta harus menggali nilai signifikan mengapa obyek bangunan itu penting sehingga harus dilestarikan," ujarnya.

Ia mengatakan, perawatan dan pengembangan cagar budaya harus dilakukan dengan sepenuh hati tanpa menyebabkan kerusakan.

"Melestarikan peninggalan bersejarah merupakan bagian penting dari sejarah kota/kabupaten yang mempunyai bangunan cagar budaya sehingga dapat berhati-hati dalam pemeliharaannya," katanya.

Pelatihan yang bertemakan "Merawat Cagar Budaya: Merevitalisasi Cagar Budaya di Indonesia" itu bertujuan untuk mendorong pelestarian bangunan cagar budaya Indonesia.

Pelatihan itu diikuti oleh 22 pegawai pemerintah, terutama dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 12 arsitek dari 15 kota, dan 10 dosen dari berbagai universitas di Indonesia.

Pelatihan itu terselenggara atas kerja sama UNESCO, Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, AusHeritage, Ikatan Arsitek Indonesia, dan Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono
Sumber: Antara