Kompas.com
Senin, 6 Mei 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Peneliti: Terorisme di Sulteng Bukan Motif Agama

Jumat, 22 Januari 2016 | 07:07 WIB
KOMPAS.COM/ M Wismabrata Aksi tolak terorisme di Sukohkarjo oleh pemuda lintas agama, Jumat (15/1/2016).


PALU, KOMPAS.com
--Peneliti terorisme di Sulawesi Tengah Dr Lukman S Thahir MA mengemukakan bahwa keterlibatan sejumlah orang dalam aksi terorisme di Sulawesi Tengah bukan karena motif agama melainkan motif dendam.

"Ini hasil penelitian saya selama tujuh bulan pada tahun 2015 terhadap terpidana teroris di Sulawesi Tengah," kata Lukman di Palu, Kamis (21/1/2016) malam, menanggapi aksi perlawanan terhadap kekerasan atas nama agama pasca-peledakan bom di Jakarta.

Dalam penelitian tersebut Lukman bersama dua peneliti lainnya menemui langsung belasan terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Petobo Kota Palu dan Ampana, Kabupaten Tojo Unauna.

Mantan Rektor Universitas Alkhairaat itu mengatakan keterlibatan sejumlah orang dalam aksi teror di Sulawesi Tengah bukan motif jihad seperti yang dipersangkakan bagi kebanyakan kelompok teroris yang ada di Indonesia.

"Mereka adalah bagian dari korban konflik komunal di Poso. Motif mereka karena dendam, karena melihat saudara mereka dibunuh dan sebagainya," katanya.

Dia mengatakan persepsi publik selama ini bahwa teroris itu memiliki identitas keagamaan yang kuat, hal itu juga dibantah Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairaat itu.

"Bahwa seakan-akan mereka memiliki pengetahuan agama yang kuat, kenyataannya tidak. Itulah saya katakan, mereka korban konflik komunal," katanya.

Saat ini, kata Lukman, terdapat sekitar 18 hingga 20 orang mantan terpidana teroris yang sudah kembali ke masyarakat. Untuk kembali ke masyarakat butuh kesiapan mental yang kuat sebab sebelumnya mereka telah dicap sebagai teroris.

Hasil penelitiannya juga membantah terhadap tesis yang menyebutkan bahwa ada sekolah teroris dalam penjara.

"Saya menolak tesis jika ada yang bilang, ada sekolah terorisme di penjara. Saya lawan tesis itu, khususnya di Sulawesi Tengah," katanya.

Menurut Lukman, dari penelitian yang dilakukan selama tujuh bulan tersebut dirinya memiliki hubungan baik terhadap belasan terpidana maupun mantan terpidana teroris yang ada di Sulawesi Tengah.

"Mereka bahkan mau melakukan testimoni bersama-sama pemerintah untuk menangani gerakan terorisme di Indonesia," katanya.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Jodhi Yudono
Editor : Jodhi Yudono
Sumber: Antara