Kompas.com
Senin, 20 Mei 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

Wali Kota Jakarta Barat Sebut Kemarahan Ahok Terpancing SMS Gelap

Jumat, 14 Agustus 2015 | 12:33 WIB
Kompas.com/Robertus Belarminus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tengah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kanan), Veronica Tan (kiri Ahok) dan Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi (paling kiri) dalam acara HUT DKI ke-488. Minggu (31/5/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi membantah telah menaikkan jabatan pegawai negeri sipil yang kinerjanya tidak baik. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku telah memperingatkan Anas berkali-kali agar tidak main-main dalam hal mengangkat pegawai yang tidak kompeten.

Anas menjelaskan, permasalahan ini berawal saat ada mutasi pegawai di lingkungan pemerintah kota Jakarta Barat. Dari keputusan Anas selaku Wali Kota yang memindahkan sejumlah pegawai, ternyata tidak disambut baik oleh pegawai yang bersangkutan.

Pegawai-pegawai yang tidak mau dipindah ke tempat lain itu pun berupaya dengan segala macam cara agar mereka tidak jadi dipindahkan, salah satunya dengan berpura-pura sebagai warga dan lapor langsung ke Ahok melalui SMS atau pesan singkat.

"Pada enggak terima dipindah. Padahal, PNS itu yang dipindah sudah dinilai berdasarkan kinerjanya. Pemindahan itu kan juga buat penyegaran mereka, tapi pada keberatan. Ada yang sudah empat sampai lima tahun, kita pindah."

"Akhirnya, pada beli nomor sementara yang sekali pakai buang buat lapor ke Pak Gubernur. Kirim SMS gelap," kata Anas kepada Kompas.com, Jumat (14/8/2015).

Menurut Anas, ada tiga alasan mengapa pegawai yang seharusnya dimutasi tidak mau dipindah. Pertama, karena sudah nyaman dengan pekerjaannya saat itu dan tempat kerjanya jarang ada masalah, kedua karena sulit berinteraksi dengan lingkungan kerja yang baru, dan ketiga tidak mau diberi pekerjaan yang lebih berat.

Padahal, para pegawai yang kinerjanya dinilai bagus, justru dipindah ke tempat yang lebih sulit dengan harapan bisa memajukan tempat tersebut. Sedangkan bagi pegawai yang malas, dipindah ke tempat lain yang lingkungannya bisa membuat dia menjadi rajin, seperti tempat yang pekerjaannya banyak dan tempat yang ritme kerjanya lebih tinggi.

Para pegawai yang menolak dipindah itu, dituding Anas, sebagai pihak yang mengadukan informasi palsu kepada Ahok. Hal itu dilakukan supaya mereka yang mengatasnamakan warga meminta Ahok agar nama yang mereka tulis sendiri tidak jadi dipindah ke tempat lain.

Menurut Anas, dia tidak perlu melaporkan hal tersebut kepada Ahok. Jika Ahok ingin mengecek kebenarannya, Anas sarankan agar Ahok bisa langsung menghubungi nomor yang mengadukan hal tersebut.

"Pak Gubernur bisa telepon ke nomor yang kirim SMS gelap itu, pasti sudah enggak aktif. Itu nomor sekali pakai langsung dibuang yang punya," ujar Anas.

Menurut Anas, kelakuan pegawainya yang seperti itu sudah ada sejak lama. Namun, dia tidak terlalu memusingkan hal tersebut.

"Pokoknya kita tetap jalankan apa yang sudah diinstruksikan oleh Pak Gubernur. Jalan terus saja," ujar dia. (Baca: Dengan Nada Tinggi, Ahok Peringatkan Wali Kota Jakarta Barat)
Penulis: Andri Donnal Putera
Editor : Ana Shofiana Syatiri