KOMPAS.com - Saat ini, kamera
iPhone bisa dibilang masuk jajaran kamera
smartphone terbaik. Tapi, bukan Apple namanya jika tak terus melakukan improvisasi. Pasalnya, perusahaan berlogo apel tergigit baru saja menerima hak paten untuk teknologi kamera
smartphone dari kantor paten dan merek AS (
The US Patent and Trademark Office (USPTO).
Dilansir
KompasTekno, Rabu (25/3/2015) dari
DigitalTrends, paten yang dimaksud adalah fitur
"true zoom
" dan
"light splitter
". Paten tersebut dikembangkan dari teknologi kamera Apple yang sekarang sudah tersemat di
iPhone 6 Plus, yakni Optical Image Stabilization (OIS).
OIS memungkinkan kamera 6 Plus untuk mereduksi gangguan gambar akibat tangan yang bergerak saat membidik. Selain itu, OIS juga diciptakan untuk menghasilkan gambar yang tetap prima walau kondisi cahaya sedang tak bersahabat.
Nah, paten terbaru untuk duet fitur "true zoom" dan "light splitter" bakal jadi perpaduan sempurna dengan OIS.
True zoom memungkinkan pembesaran dan fokus objek yang lebih nyata.
Nantinya, lensa
zoom produk Apple bakal punya satu lensa yang bisa digerakkan untuk mengontrol fokus yang lebih jelas. Jika sesuai ekspektasi, kamera ini mampu menjaga fokus objek yang dibidik walau pembesarannya atau focal length diubah oleh pengguna.
Sedangkan untuk
light splitter atau pemisah cahaya, dimaksudkan agar hasil foto dapat dilihat dengan tingkat akurasi yang mendekati penglihatan nyata. Jadi, gambar awan, hujan, salju, dan gambar-gambar detil lainnya yang biasanya tak tertangkap jelas di kamera
smartphone, kini bisa lebih terlihat.
Berdasarkan informasi pada paten yang telah disetujui, kombinasi kedua fitur ini saling menggantungkan optimalisasinya satu sama lain. Tanpa
true zoom yang mumpuni, maka
light splitter akan sulit diaplikasikan. Ihwalnya, keduanya bertujuan untuk menyajikan hasil foto mendekati kenyataan asli.
Sekali lagi, paten hanyalah paten. Belum tentu pula Apple bakal merealisasikan paten ini. Tapi, bagaimanapun, jika paten ini diimplementasikan ke
iPhone 7 atau 8, bisa jadi di tahun-tahun berikutnya kita tak begitu perlu lagi kamera konvensional seperti DSLR.