Kompas.com
Jumat, 5 Juli 2024

Rayakan Perbedaan

TAG

"Dicoding" Rayu Sarjana TI Jadi Pengembang Aplikasi

Jumat, 9 Januari 2015 | 18:44 WIB

Platform Dicoding bertujuan menjembatani para pengembang aplikasi lokal dengan pemilik proyek
JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pengguna smartphone di Indonesia terus bertambah. Pada awal 2014, Indonesia tercatat sebagai negara kelima di dunia dengan penjualan smartphone terbanyak.

Penggunaan smartphone tersebut tak lepas dari aplikasi-aplikasi pendukungnya. Menyadari hal ini, Indonesia dianggap perlu beralih dari sekadar konsumer aplikasi menjadi produsen berdaya saing tinggi.

Pada 5 Januari 2015, sebuah platform untuk menyalurkan kemampuan para pengembang aplikasi (developer) lokal diluncurkan. Platform bernama Dicoding ini diharapkan dapat menjembatani developer tanah air dengan pemilik proyek dalam memproduksi aplikasi-aplikasi berkualitas.

Menurut Co-Founder Dicoding, Narenda Wicaksono, Indonesia memiliki banyak sarjana Ilmu Komputer atau Informatika. Namun, masih kurang yang berminat menjadi developer karena kurangnya mediasi.

"Harapan kami Dicoding mampu melahirkan banyak developer bertalenta," kata Narenda, dalam keterangan pers yang diterima KompasTekno.

Untuk memacu kompetisi antar-developer, Dicoding menggunakan mekanisme Points & Rewards. Dalam hal ini, developer mendapat kesempatan menyelesaikan tantangan pembuatan aplikasi, lalu akan memperoleh point dengan jumlah tertentu sesuai aplikasi yang dikembangkan.

Point yang diperoleh dapat ditukarkan dengan rewards berupa Apple Macbook Air, Lenovo Thinkpad, Nokia Lumia, dan Samsung Galaxy Tab.

Saat diluncurkan, 500 pengembang telah bergabung dengan Dicoding. Bagi yang ingin bergabung, dapat mendaftar di www.dicoding.com melalui akun di marketplace (Google Play Store/App Store/Windows Phone Store).

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Fatimah Kartini Bohang
Editor : Reza Wahyudi