ATAMBUA, KOMPAS.com - Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia wilayah
Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pihak kepolisian agar secepatnya menangkap calo yang mengajak Wilfrida Soik untuk bekerja di
Malaysia.
“Kita berharap Wilfrida tidak boleh dihukum mati karena sesuai data investigasi dari Padma tahun 2009 dan 2010, Wilfrida adalah korban perdagangan anak di bawah umur, dimana para calo atau agen yang membujuk dan membawa Wilfrida ke
Malaysia harus segera ditangkap dan diproses hukum sehingga kita minfa Kapolda NTT dan Kapolres Belu harus serius dan bertindak tegas dan segera memburu para calo,” kata Koordinator Padma wilayah NTT, Felixianus Ali, kepada
Kompas.com, Minggu (17/11/2013).
Apalagi, lanjut Felixianus, saat Wilfrida dibawa ke
Malaysia, bertepatan dengan moratorium pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, sehingga jelas menyalahi aturan. Apabila Wilfrida sampai di hukum mati, maka pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab.
“Kita juga sudah ketemu langsung orang tua Wilfrida di Raimanuk dan diketahui kalau Wilfrida diberangkatkan dengan dokumen yang dipalsukan oleh oknum calo yang tidak bertanggung jawab sehingga ini menjadi pekerjaan rumah buat Polda NTT dan Polres Belu,” katanya.
Ia juga meminta Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten Belu agar lebih banyak melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat yang berniat untuk bekerja ke luar negeri dengan mengikuti prosedur resmi dari pemerintah sehingga dapat meminimalisir TKI ilegal.