Menggapai Asa Dayung di Asian Games Hangzhou dari Danau Toba

By Josephus Primus - Rabu, 26 September 2018 | 18:10 WIB
Tim putra dayung nomor LM8+  memberikan penghormatan saat bendera merah putih dikibarkan. Tim putra dayung meraih emas pada nomor LM8.
Tim putra dayung nomor LM8+ memberikan penghormatan saat bendera merah putih dikibarkan. Tim putra dayung meraih emas pada nomor LM8. (ANTARA FOTO/INASGOC/Nova Wahyudi)



KOMPAS.com - Menilik perbandingan perolehan medali cabang olahraga (cabor) dayung pada dua penyelenggaraan Asian Games termutakhir, patutlah muncul kebanggaan di dalam hati rakyat Indonesia.

Pada Asian Games Incheon 2014, cabor ini mengunci perolehan satu medali yakni perunggu. Medali itu diraih di kelas Lightweight Quadruple Sculls.

Empat atlet Indonesia pada nomor tersebut yaitu Isadi Ardi, Hadid Tanzil, Yakin Muhad, dan Ihram menempati posisi ketiga. Catatan waktu yang ditorehkan adalah 6,98 menit.

Pada kelas yang sama, China memenangi medali emas dengan catatan waktu 6,15 menit. Perak menjadi milik Hong Kong dengan capaian waktu 6,7 menit.

Tuan rumah

Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Basuki Hadimuljono bersama Menpora Imam Nahrawi mengucapkan selamat kepada tim putra Indonesia yang meraih emas pertama pada cabang dayung, 24 Agustus 2018.
Ketua Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Basuki Hadimuljono bersama Menpora Imam Nahrawi mengucapkan selamat kepada tim putra Indonesia yang meraih emas pertama pada cabang dayung, 24 Agustus 2018. (BOLASPORT.com/DELIA MUSTIKASARI)

Catatan prestasi Indonesia kian menggembirakan saat perhelatan Asian Games XVIII di Jakarta dan Palembang. Pertandingan selama enam hari sejak 25 Agustus 2018 di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang berhasil dituntaskan timnas dayung dengan raihan 5 medali.

Rinciannya, sebagaimana catatan dari laman asiangames2018.id menunjukkan adalah 1 medali emas, 2 medali perak, dan 2 medali perunggu.

"Ini hasil kerja keras sejak 2012," kata pelatih timnas dayung Indonesia Hadris Muhamad.

Ke depan, sudah barang tentu, timas dayung Indonesia bakal mendulang prestasi demi prestasi melalui latihan dan kerja keras. Salah satu sasaran yang dibidik adalah Asian Games Hangzhou, empat tahun mendatang.

Danau Toba
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) pada kegiatan Pre-Market Sounding Pengembangan Kawasan Pariwisata di Danau Toba, Jumat (21/9/2018) di di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) pada kegiatan Pre-Market Sounding Pengembangan Kawasan Pariwisata di Danau Toba, Jumat (21/9/2018) di di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta. (Dokumentasi Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT))

Terkait dengan usaha keras untuk menggapai asa lebih baik pada Asian Games XIX di Hangzhou, China pada 2022, catatan dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang diterima Kompas.com pada Jumat (21/9/2018) bisa menjadi salah satu pertimbangan.

Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, pad tanggal tersebut dilaksanakan Pre-Market Sounding Pengembangan Kawasan Pariwisata di Danau Toba. Kegiatan berlangsung di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta.

Pada intinya, program ini adalah kerja pemerintah mengajak sektor swasta bekerja sama berperan aktif dalam berinvestasi untuk mengembangkan potensi-potensi wilayah wisata sehingga Indonesia memiliki destinasi wisata berkelas dunia.

Danau Toba di Provinsi Sumatra Utara dengan kedalaman 550 meter serta luas 100 kilometer dikali 30 kilometer sudah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 26 Juli 2018 sebagai salah satu dari empat destinasi pariwisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan pemerintah.

Menurut Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo mengatakan target pada dua tahun ke depan sejak BPODT berdiri pada 2018 adalah makin banyaknya investor menanamkan modalnya pada bidang perhotelan, daya tarik wisata, serta lainnya.

Saat ini, imbuh Arie, ada lima proyek infrastruktur yang telah dan sedang dibangun pemerintah untuk menambah makin banyaknya kunjungan para pelancong. Pertama, Bandara Silangit yang kini sudah menjadi bandara internasional dengan penerbangan terjadwal.

Kedua, pembangunan jalan tol Medan hingga Parapat yang bakal rampung pada 2020.

Ketiga, pembangunan jalan nasional yaitu Jalan Lingkar Samosir, Jalan Lingkar Danau Toba, dan lainnya.

Keempat, revitalisasi pelabuhan-pelabuhan di kawasan Danau Toba.

Terakhir, penambahan kapal penyeberangan RORO 300GT.
Kapal Ro-Ro yang akan dipakai untuk penyeberangan ke Samosir.
Kapal Ro-Ro yang akan dipakai untuk penyeberangan ke Samosir. (dok. Facebook/Pemerintah Kabupaten Samosir)

Dayung
Taman Sipinsur di Desa Paerung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbanghasundutan, Sumatera Utara.
Taman Sipinsur di Desa Paerung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbanghasundutan, Sumatera Utara. (KOMPAS.com/MEI LEANDHA)

Catatan terkumpul juga menunjukkan bahwa Danau Toba pada 2017 juga sempat menjadi tuan rumah olahraga air, dayung. Kala itu, pada 28-30 Juli digelar International Toba Kayak Marathon 2017.

Dalam kesempatan itu, partisipan dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) hadir.

Ke depan jika seluruh infrastruktur sudah jadi dan terjalin sebagai sistem, dayung bakal memiliki agenda tetap berskala internasional.

Hal lain yang juga bisa menjadi daya tarik adalah alternatif baru pemusatan latihan nasional (pelatnas) dayung di Danau Toba.

Sudah barang tentu, jika terwujud, lokasi pelatnas itu bisa menjadi pilihan selanjutnya di samping yang selama ini ada, antara lain Waduk Karangkates, Waduk Jatiluhur, maupun di danau Jakabaring.

Kembali ke prestasi dayung, semoga pula, menggapai asa dayung di Asian Games Hangzhou dari Danau Toba, tercapai.








Editor : Josephus Primus

Close Ads X