JAKARTA, KOMPAS.com - Bek Garuda Muda Hanif Sjahbandi mengaku punya cara tersendiri untuk mengalahkan batas yang membuat dirinya terkendala berprestasi lebih baik.
"Iya, tekanan eksternal dari suporter (untuk berprestasi) itu semacam risiko buat saya sebagai atlet," tutur Hanif usai penyelenggaraan penutupan kampanye Combhipar #IndonesiaKalahkanBatas di Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Selain konsisten berlatih, menurut Hanif, dirinya selalu berjuang mengalahkan batas-batas rasa malas dan bosan. "Ada atau tidak ada kompetisi. Bertanding ataupun latihan, kita harus terus mengalahkan batas," tutur penggawa Arema FC ini.
VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations Combiphar Weitharsa Hendarto menjelaskan tentang program #IndonesiaKalahkanBatas. Program sejak Juli 2018 hingga September 2018 ini berkaitan dengan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. (Kompas.com/Josephus Primus)
Hanif yang piawai memetik dawai-dawai gitar ini mengaku belajar dari pengalamannya mendapat ganjaran kartu merah pada perhelatan SEA Games 2017 di Malaysia.
"Insya Allah, sekarang, kartu kuning saya sedikit," kata kelahiran Bandung 7 April 1997 ini.
Tak cuma itu, salah satu bukti bahwa dirinya mampu mengalahkan batas adalah buah manis dari gol yang dilesakkannya ke gawang Hong Kong pada laga terakhir Grup A Asian Games 2018, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (20/8/2018). Indonesia menjadi juara grup dengan mengalahkan Hong Kong 3:1.
""Gol itu sudah memperbaiki histori saya saat di timnas sebelumnya," pungkas Hanif Sjahbandi.
Pemain timnas sepak bola Indonesia Hanif Sjahbandi (kiri) berfoto dengan Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Babelan, Kabupaten Bekasi, Syahriaddin (kanan) saat penutupan kampanye Combhipar #IndonesiaKalahkanBatas di Jakarta, Selasa (25/9/2018). (Kompas.com/Josephus Primus)
