Indeks Kota Cerdas Indonesia ialah pemeringkatan kota-kota di Indonesia yang dicanangkan oleh Harian Kompas dan Perusahaan Gas Negara (PGN), bekerjasama dengan ITB. Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia dilaksanakan 24 Maret 2015, dan turut mengundang 98 walikota anggota APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia). Acara ini dibuka oleh H.M Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia.
Melalui Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 ini, Harian Kompas dan Perusahaan Gas Negara (PGN), diharapkan dapat menginspirasi setiap atribut kota baik itu pemimpin, masyarakat, maupun pemangku kepentingan kota lainnya, agar dapat mengembangkan Kota secara cerdas dari optimal.
Kota Cerdas adalah Kota yang menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan performance-nya, mengurangi biaya dan pemakaian konsumsi, serta untuk lebih terlibat lebih aktif dan efektif dengan warganya. Sedikitnya ada tiga faktor penilaian Kota Cerdas, yaitu cerdas ekonomi, cerdas sosial, dan cerdas lingkungan.
Kota dinilai cerdas secara ekonomi, apabila sebuah kota ditopang oleh perekonomian yang baik dengan memaksimalkan sumber daya atau potensi kota termasuk layanan Teknologi Informasi Komunikasi , tata kelola dan peran Sumber Daya Manusia yang baik.
Kota dinyatakan cerdas secara sosial, apabila masyarakat dalam sebuah kota memiliki keamanan, kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama masyarakat ataupun dengan pemerintah .
Terakhir, kota dinyatakan cerdas apabila warga kotanya memiliki tempat tinggal yang layak huni , sehat, hemat dalam penggunaan energi serta pengelolaan energi dengan dukungan layanan Teknologi Informasi Komunikasi, pengelolaan dan peran Sumber Daya Manusia yang baik.
Dalam pengembangannya, Kota Cerdas bermanfaat bagi kota dan warga kota yang mendiaminya, negara, dan pihak-pihak pengusaha yang terkait di dalamnya. Bagi kota dan warganya, pemeringkatan Kota Cerdas bermanfaat untuk mendapatkan gambaran mengenai kesiapan inisiatif Kota Cerdas.
Bagi Indonesia, secara umum, pemeringkatan Kota Cerdas bermanfaat untuk mendapatkan gambaran seberapa besar kesiapan dan daya dukung kota-kota di Indonesia dalam meningkatkan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan, bagi pihak-pihak pengusaha, pemeringkatan Kota Cerdas bermanfaat untuk mendapatkan gambaran secara umum kota-kota yang potensial untuk berinvestasi.
Seluruh kota anggota APEKSI (Asosiasi Pemerinta Kota Seluruh Indonesia) merupakan peserta Pemerintangan Kota Cerdas Indonesia 2015. Selain itu juga, akan dilakukan pengukuran terhadap kota administratif Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Namun, kelima kota administratif tersebut tidak diikut-sertakan dalam pengukuran pemeringkatan ini.
Kota-kota peserta Pemeringkatan Kota Cerdas 2015 dibagi dalam 3 kategori, yaitu kota berpenduduk lebih dari 1 Juta Jiwa, kota berpenduduk 200 Ribu sampai dengan 1 Juta Jiwa, dan kota berpenduduk kurang dari 200 Ribu Jiwa.
Harian Kompas dan Perusahaan Gas Negara (PGN) bekerjasama dengan ITB untuk melakukan Pemerinngaktan Kota Cerdas 2015 ini. Di akhir periode pemeringkatan, akan dipililh 15 Kota Cerdas terbaik.
Metoda yang digunakan adalah Kompas–ITB Smart City Model (KISCM) yang dikembangkan oleh ITB dan Kompas. Model ini akan menilai tingkat kematangan (maturity) setiap kota dari tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Setiap aspek ini terdiri dari masing-masing parameter yang berpengaruh pada teknologi, proses, dan manusia yang tinggal dan bermukim di kota tersebut.