Sepanjang 2016, Hunian Rp 500 Juta ke Bawah Paling Laku - Kompas.com
Kamis, 28 Maret 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

Sepanjang 2016, Hunian Rp 500 Juta ke Bawah Paling Laku

Kamis, 15 Desember 2016 | 17:09 WIB
Shutterstock Ilustrasi: Apartemen

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi boleh saja melambat, namun untuk bisnis properti segmen menengah ke bawah, pergerakannya masih menunjukkan angka positif.

Bahkan, sepanjang 2016 ini transaksi penjualan di pasar sekunder untuk hunian seharga di bawah Rp 500 juta mengalami kenaikan tajam, baik untuk rumah tapak (landed house), maupun hunian vertikal (apartemen).

Data portal jual beli properti Rumah123.com mencatat peningkatan penjualan rumah sebesar 120 persen lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

Sementara penjualan apartemen memperlihatkan lonjakan 213 persen, atau terbesar dibanding segmen harga lainnya.

Sebaliknya, untuk apartemen serentang Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar justru mencatat transaksi terendah meski tumbuh 103 persen. 

"Sedangkan rumah dengan kisaran harga yang sama meroket 202 persen," ungkap Country General Manager Rumah 123.com, Ignatius Untung, kepada Kompas.com, Rabu (15/12/2016). 

Fenomena tersebut, kata Untung, menarik untuk dianalisis untuk tidak dikatakan anomali. Karena itu, dia optimistis tahun depan, sektor properti akan bangkit lebih cepat.

Hal ini mempertimbangkan tren transaksi sejak 2014 hingga tahun ini. Dalam kurun 2014-2015, rata-rata penjualan properti sekunder masih di bawah 100 persen.

Namun, angka itu meningkat menjadi menjadi 178 persen selama tahun 2015 ke tahun 2016.

"Saya melihat, ketika tren bisnis sedang lesu, semua mulai berhitung dan mencari channel apa yang lebih efisien dengan risiko lebih kecil. Ketika pasar properti berat, sementara e-commerce lagi meroket, itu yang membuat transaksi secara daring melonjak," papar Untung.

Hal senada dikemukakan Direktur Consumer PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Handayani. Menurut dia, pasar menengah ke bawah masih bergerak sekitar 40 persen. 

"Prospek 2017 tentu saja akan positif. Postur APBN juga mendukung karena gesture-nya positif. Salah satunya komitmen pemerintah untuk fokus pada infrastruktur, dan perumahan," kata Handayani.

Untuk perumahan, lanjut dia, kekurangannya hingga saat ini masih mencapai 13,5 juta, sementara potensi penyewa 7 juta orang. Jumlah ini sangat besar dan merupakan peluang bagi pengembang.

 

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Hilda B Alexander
Editor : Hilda B Alexander