5 Atlet Bintang yang Pensiun pada 2016 - Kompas.com
Jumat, 29 Maret 2024

Kaleidoskop 2016

Kaleidoskop 2016

Simak rangkuman peristiwa, informasi, dan ulasan topik hangat yang terjadi selama tahun 2016..

5 Atlet Bintang yang Pensiun pada 2016

Selasa, 13 Desember 2016 | 08:00 WIB
HARRY HOW/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP PHOTO Pebasket Los Angeles Lakers, Kobe Bryant, saat menghadiri sesi konferensi pers pasca pertandingan melawan Utah Jazz di Staples Center, Los Angeles, California, Rabu (13/4/2016) malam waktu setempat atau Kamis WIB.

KOMPAS.com - Banyak atlet yang memutuskan pensiun pada 2016. Selain faktor usia, telah terpenuhinya ambisi dan target personal menjadi alasan mereka untuk mengambil jalan tersebut.

Di antara sekian banyak atlet yang pensiun pada tahun ini, ada lima bintang yang dapat dipastikan bakal dirindukan, baik oleh kawan, lawan, maupun penggemar.

Siapa sajakah mereka?

1. Michael Phelps (renang)

Michael Fred Phelps II atau yang lebih dikenal dengan nama Michael Phelps adalah sosok fenomenal dari arena kolam renang.

Sepanjang karier, Phelps meraih 23 medali emas Olimpiade, 27 medali emas Kejuaraan Dunia, dan 16 medali emas Kejuaraan PAN Pacific.

Dia juga meraih tiga medali perak dan dua medali perunggu Olimpiade, enam medali perak dan satu medali perunggu Kejuaraan Dunia, serta lima medali perak Kejuaraan PAN Pacific.

Prestasi tersebut menjadikan atlet Amerika Serikat ini sebagai perenang paling sukses sepanjang masa.

CHRISTOPHE SIMON/AFP PHOTO Perenang Amerika Serikat (AS), Michael Phelps, melambaikan tangan ke arah penonton setelah menerima medali perak Olimpiade Rio dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu di Olympic Aquatics Stadium, Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (12/8/2016) malam waktu setempat atau Sabtu pagi WIB.

SB Nation bahkan mengklaim Phelps sebagai peraih medali emas nomor individual terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaran Olimpiade, baik yang kuno maupun modern.

Phelps disebut media olahraga tersebut melampaui rekor Leonidas of Rhodes pada 152 sebelum masehi atau 2.168 tahun lalu.

Merasa puas dengan segala pencapaiannya, atlet berjulukan "The Baltimore Bullet" itu memutuskan pensiun.

Keputusan pensiun Phelps pada tahun ini bukanlah hal baru. Pada 2012, ayah dari Boomer Robert Phelps itu juga menyatakan pensiun.

Akan tetapi, keputusan tersebut cuma bertahan sekitar dua tahun. Pada April 2014, Phelps kembali beraksi di dalam kolam renang.

"Saya bahagia dengan bagaimana hal ini berakhir," ujar Phelps yang dilansir BBC, saat menjalani Olimpiade Rio 2016, Agustus lalu.

"Saya tidak akan mengejar empat tahun lagi dan memegang teguh ucapan ini. Tidak akan ada lagi, inilah akhirnya," kata Phelps menegaskan.

Phelps menyatakan pensiun seusai dikalahkan Joseph Schooling (Singapura) pada nomor 100 meter gaya kupu-kupu Olimpiade Rio, 12 Agustus 2016.

Pada nomor tersebut, Phelps finis di urutan kedua dan harus berbagi medali perak dengan dua rival, Chad Le Clos (Afrika Selatan) dan Laszlo Cseh (Hungaria), setelah menyelesaikan lomba dalam tempo 51,14 detik.

Phelps menyudahi karier renang spektakulernya dengan meraih medali emas Olimpiade pada nomor 4x100 meter gaya ganti bersama Cody Miller, Nathan Adrian, dan Ryan Murphy.

2. Nico Rosberg (Formula 1)

Keputusan mengejutkan diambil Nico Erik Rosberg atau yang lebih dikenal sebagai Nico Rosberg pada 2 Desember kemarin.

Pebalap 31 tahun tersebut memutuskan pensiun hanya lima hari setelah meraih gelar juara dunia Formula 1 pertamanya.
BEHROUZ MEHRI/AFP PHOTO Pebalap Mercedes AMG Petronas asal Jerman, Nico Rosberg, merayakan kemenangan setelah finis di urutan pertama pada balapan GP Jepang di Sirkuit Suzuka, Minggu (9/10/2016).

Keputusan Rosberg tersebut sontak menjadikannya sebagai juara dunia F1 dengan masa menyandang gelar paling pendek sepanjang sejarah.

Namun, putra mantan pebalap F1 Keke Rosberg itu tidak peduli. Dia mantap pensiun untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.

"Hari ini adalah hari yang spesial karena saya menerima trofi juara dunia. Sebuah pencapaian yang luar biasa, tetapi karena beberapa alasan, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan keputusan mengakhiri karier pada balapan F1," ujar Rosberg yang dilansir Motorsport.

Rosberg menyudahi kiprahnya di dunia balap F1 setelah 11 musim berkarier. Pebalap Jerman ini menutup kariernya dengan sebuah gelar juara dunia bersama tim Mercedes.

Rosberg meraih titel prestisius tersebut setelah mengantongi 385 poin dari 21 seri balap. Dia unggul lima poin atas rekan setim sekaligus rival abadinya, Lewis Hamilton.

Gelar juara dunia resmi menjadi milik Rosberg setelah dia finis kedua pada seri balap terakhir, GP Abu Dhabi di Sirkuit Yas Marina, 27 November 2016.

Bagi Rosberg, keberhasilan mengalahkan Hamilton pada perburuan gelar juara dunia F1 2016 merupakan yang pertama sejak mereka bersaing di level junior.

Meski hanya satu kali, Rosberg menilai pencapaiannya tersebut sudah cukup. Apalagi prestasi tersebut menyamai hasil yang direngkuh sang ayah, Keke, pada 1982.

Kini, klan Rosberg resmi menjadi klan kedua setelah Graham dan Damon Hill yang menjadi juara dunia F1.

3. Kobe Bryant (bola basket)

Arena NBA dipastikan tidak akan lagi sama setelah pemain mega bintang, Kobe Bryant, pensiun. Pebasket berjulukan "The Black Mamba" itu memutuskan berhenti bermain pada akhir musim 2015-2016, saat dia berusia 38 tahun.

Seperti Michael Jordan pada era 1990-an, Bryant adalah ikon bagi NBA pada era 2000-an. Bedanya, Jordan adalah pahlawan Chicago Bulls, sedangkan Bryant adalah pahlawan Los Angeles Lakers.

Kepiawaian Bryant bermain basket sukses membuahkan lima gelar juara NBA (2000, 2001, 2002, 2009, 2010), dua titel Most Valuable Player (MVP) NBA Finals (2009, 2010), satu gelar MVP NBA Reguler (2008), dan empat titel MVP NBA All-Star Game (2002, 2007, 2009, 2011).

Dia juga terpilih sebagai pemain NBA All-Star sebanyak 18 kali (1998, 2000-2016), memenangi kontes NBA Slam Dunk 1997, dan dua kali menjadi pemenang pencetak poin terbanyak NBA (2006, 2007).

Bryant juga merupakan pemain termuda sepanjang sejarah NBA yang berhasil mencetak 30.000 poin. Saat itu, pebasket yang lahir dengan nama lengkap Kobe Bean Bryant ini, berusia 34 tahun dan 104 hari.
FREDERIC J. BROWN/AFP PHOTO Pebasket Los Angeles Lakers, Kobe Bryant, seusai menjalani pertandingan perpisahannya di pentas NBA dengan melawan Utah Jazz di Staples Center, Los Angeles, California, Rabu (13/4/2016) malam waktu setempat atau Kamis WIB.

Bryant menutup karier basket fenomenalnya dengan mencetak 60 poin pada laga terakhir melawan Utah Jazz di Staples Center, 13 April 2016. Kontribusi tersebut berhasil memberi kemenangan 101-96 kepada Lakers.

"Akhir yang sempurna sebetulnya adalah menjadi juara. Namun, malam ini, saya berusaha untuk bermain lepas, bermain keras, dan menampilkan aksi sebanyak yang saya bisa. Rasanya senang bisa melakukan itu untuk terakhir kali," kata Bryant  yang dilansir The Associated Press.

Berdasarkan catatan statistik, jumlah tersebut merupakan catatan 50 poin lebih pertama yang ditorehkan Bryant sejak Februari 2009, atau setelah lebih dari tujuh tahun.

"Sulit memercayai laga terakhir saya berjalan seperti ini (mencetak 60 poin). Saya masih syok, tetapi apa lagi yang bisa saya katakan? Mamba out!" tutur Bryant.

Kendati sukses menutup karier basket NBA dengan kemenangan, secara keseluruhan Bryant gagal mengangkat pamor Lakers dengan mencatat rekor musim reguler terburuk sepanjang sejarah franchise.

Dari 82 gim yang dimainkan sepanjang musim reguler 2015-2016, Lakers hanya bisa memenangi 17 laga, sementara 65 pertandingan sisanya berakhir dengan kekalahan.

4. Tim Duncan (bola basket)

Kobe Bryant bukanlah satu-satunya pebasket bintang NBA pada era 2000-an yang pensiun. Center San Antonio Spurs, Tim Duncan, juga melakukan hal sama.

Timothy Theodore Duncan atau yang akrab disapa Timmy, memulai karier basket NBA pada 1997. Dia menjadi pemain pilihan pertama pada musim tersebut.

Duncan yang merupakan lulusan Wake Forest dipilih Spurs pada kesempatan pertama. Dia kemudian menjelma menjadi "Twin Towers" bersama sang senior, David Robinson.
ANDY LYONS/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP PHOTO Pemain-pemain San Antonio Spurs (dari kiri ke kanan), Kahwi Leonard, Tony Parker, Tim Duncan, dan Manu Ginobili, melakukan selebrasi setelah menjadi Juara NBA 2014. Spurs tampil sebagai juara setelah mengalahkan Miami Heat pada gim kelima Final NBA di AT&T Center, San Antonio, Texas, Amerika Serikat, 15 Juni 2014.

Sebagai rookie, Duncan langsung menunjukkan kontribusi signifikan bagi Spurs. Dia kemudian diganjar penghargaan NBA Rookie of the Year 1998.

Duncan semakin diakui sebagai salah satu pemain terbaik NBA sepanjang masa setelah berhasil membawa Spurs menjadi juara untuk kali pertama pada 1999.

Setelah itu, pebasket kelahiran Christiansted, Virgin Island, tersebut mengantar Spurs menjuarai NBA pada 2003, 2005, 2007, dan 2014.

Catatan tersebut menjadikan Spurs sebagai satu-satunya tim yang mampu meraih cincin juara NBA di setiap dekade.

Duncan juga menggenapi karier basketnya dengan meraih tiga gelar MVP NBA Finals (1999, 2003, 2005), dua titel MVP NBA Reguler (2002, 2003), dan satu gelar MVP NBA All-Star Game (2000).

Dia juga terpilih sebagai pemain NBA All-Star Game sebanyak 5 kali (1998, 2000-2011, 2013, 2015).

Melalui rangkaian prestasinya tersebut, Spurs memberi penghormatan terakhir dengan mengabadikan nomor punggung 21 di tim.

Rencananya, Spurs bakal menggelar seremonial pengabadian nomor punggung Duncan saat menjamu New Orleans Pelicans di AT&T Center, 18 Desember 2016.

"Timmy tidak pernah menjadi sosok yang banyak bicara atau mengekspresikan emosinya di lapangan. Setiap pemain mempunyai cara yang berbeda," tutur pelatih Spurs, Gregg Popovich, kepada ESPN, 12 Juli lalu.

5. Zhao Yunlei (bulu tangkis)

Dari lapangan bulu tangkis, keputusan pensiun datang dari pemain spesialis ganda China, Zhao Yunlei.

Zhao yang merupakan salah satu pemain terbaik dunia pada nomor ganda putri dan ganda campuran memutuskan gantung raket setelah mengikuti Olimpiade Rio 2016, Agustus lalu.

Zhao menuntaskan karier bulu tangkis dengan meraih medali perunggu Olimpiade pada nomor ganda campuran bersama Zhang Nan.

Keping perunggu tersebut melengkapi koleksi dua medali emas Olimpiade Zhao. Pada Olimpiade London 2012, Zhao sukses meraih medali emas dari nomor ganda putri dan ganda campuran.
ADEK BERRY/AFP PHOTO Pebulu tangkis ganda putri China, Tian Qing (kiri), dan rekannya, Zhao Yunlei, berfoto dengan medali emas Olimpiade London yang mereka raih setelah mengalahkan Mizuki Fuji/Reika Kakiiwa (Jepang), 4 Agustus 2012.

Isu Zhao akan pensiun sudah lama terdengar bahkan sebelum Olimpiade digelar. Kabar ini akhirnya dikonfirmasi Federasi Bulu Tangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) pada 19 September 2016.

Hari itu, BWF memastikan lima pebulu tangkis putri China, Wang Yihan, Wang Shixian, Yu Yang, Tian Qing, dan Zhao pensiun.

Selain meraih medali emas Olimpiade, Zhao juga merupakan juara dunia 2011, 2014, dan 2015. Atlet 30 tahun ini juga berhasil meraih empat medali emas Asian Games.

Pada level turnamen superseries, Zhao merupakan pemegang 42 titel. Dia hanya kalah satu gelar dari Lee Yong-dae (Korea Selatan) dan Lee Chong Wei (43). (Diya Farida)

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Pipit Puspita Rini