KOMPAS.com – Hobi bermain game sebenarnya bisa dilakukan di sela-sela aktivitas rutin. Sebagian orang bahkan sudah melakukannya. Terlebih lagi, sekarang main game di ponsel juga bisa semulus permainan di komputer.
Dalam gerbong kereta, kerap ditemui penumpang terlihat asyik bermain game di ponsel mereka. Bisa jadi mereka adalah komuter yang juga gamer, menggunakan hobinya bermain game untuk mengisi waktu selama perjalanan menumpang kereta api.
Meski begitu, masih saja ada gamer bimbang memulai bermain game di ponsel untuk permainan-permainan yang biasa mereka jalankan di komputer dekstop alias PC.
Thinkstock/Mikael Damkier Ilustrasi bermain game di PC
Alasan pertama kebimbangan itu, PC—dengan spesifikasi tinggi—bisa memainkan hampir semua
game yang beredar di pasar, berbeda dengan
console. Game untuk Playstation 1, misalnya, tidak bisa dimainkan di Playstation 2.
Perangkat ponsel juga kerap dianggap punya keterbatasan yang sama dengan
console.
Gadget dianggap tergantung pada ketersediaan aplikasi permainan di “pasar” seperti
play store atau
app store.
Sudah begitu, pilihan
controller untuk PC juga lebih banyak. Selain
keyboard dan
mouse, PC bisa tersambung dengan beragam
controller seperti
joystick, racing wheel (untuk
game balap), atau
virtual guitar untuk permainan berbasis alat musik itu.
Hal menarik lain jika bermain game di PC adalah penambahan
mod game. Ini adalah fitur tambahan atau pengganti dalam sebuah game. Tampilan mobil polisi bisa berubah menjadi laiknya mobil polisi di Indonesia saat bermain Grand Thief Auto (GTA), misalnya.
Codemaster Game F1 2016 buatan Codemaster dirilis pertengahan tahun 2016.
Bermain
game di PC juga dianggap lebih mudah untuk "naik level". Ketika
gamer ingin memainkan game yang butuh spesifikasi tinggi, tinggal
upgrade saja PC-nya dengan menambah RAM atau mengganti kartu grafis.
Spesifikasi PC yang dirakit untuk para
gamer akan memastikan tak ada cerita permainan mendadak lemot apalagi putus-putus.
Fleksibelitas-berkualitas Tantangannya, PC untuk
gamer tetap saja mahal. Pemakaian listrik untuk menyokong semua kebutuhan bermain
game di PC pun besar, bisa sampai 1.000 Watt.
Namun, tantangan terbesar dari bermain
game di PC adalah posisi yang tak bisa bergeser. Mana bisa bermain
game di kereta api selama perjalanan pulang memakai PC?
www.samsung.com/global/galaxy/galaxy-s7/gaming Ilustrasi game di Samsung Galaxy S7
Fleksibelitas ini yang kemudian jadi andalan
smartphone untuk "merebut" hati para
gamer. Selama spesifikasi ponsel—seperti dukungan RAM dan prosesor—memenuhi, bermain
game sekarang bisa dilakukan di sembarang tempat.
Adapun soal kualitas grafis ponsel untuk
game, kini sudah ada pula pemograman aplikasi antar-muka (API) baru yang memastikan tampilan gambar di layar ponsel setara dengan PC.
Fasilitas baru itu dikenal dengan sebutan "Vulkan API 1.0", versi terbaru paket pemrograman antar-muka
Open Graphics Library for Embedded System (Open GL-ES).
Smartphone yang sudah mengadopsi aplikasi berbasis Vulkan API, seperti pada
Samsung Galaxy S7, memiliki kemampuan pengelolaan optimal untuk penggunaan prosesor (CPU), kartu grafis (GPU), dan memori (RAM).
Bila Open GL dirancang untuk mendukung CPU
smartphone berbasis prosesor dengan inti tunggal (
single-core), Vulkan API disiapkan untuk prosesor berinti banyak (
multi-core).
Efisiensi kinerja prosesor dari
smartphone yang telah mengadopsi Vulkan API untuk tampilan grafisnya didapat dari pembagian beban kerja yang lebih merata
antar-core.
Adapun efek penyematan Vulkan API untuk GPU dapat ditengok dari
frame rate dan
rendering yang lebih baik. Hasilnya, tak ada lagi gambar dan permainan "lemot" sekalipun dijalankan di ponsel.
Berani coba?