KOMPAS.com — Twitter mengumumkan hasil dari beberapa risetnya terkait dengan segmen pengguna baru yang disebut "
mass affluent", momen perayaan, serta kekuatan video.
Hasil dari riset Twitter menunjukkan bahwa pengguna Twitter kategori
mass affluent di wilayah Indonesia rata-rata memiliki pendapatan Rp 8 juta per bulan. Mayoritas dari mereka mengenyam pendidikan sarjana (S-1).
"Riset ini dilakukan karena informasi mengenai perilaku dan demografi dari audiens tertentu dapat membantu pelaku bisnis memahami ekspektasi audiens tersebut," ujar Roy Simangunsong, Country Business Head Twitter Indonesia, di Jakarta, Kamis (26/11/2015).
Mass affluent adalah kalangan menengah-atas usia muda yang telah mengalami peningkatan kesejahteraan.
Hasil dari Twitter Mass Affluent Study bulan Oktober 2015 menunjukkan, lebih banyak pengguna Twitter berpendapatan tinggi dan dikategorikan sebagai pengguna kelas atas.
Pengguna dalam kategori ini memiliki nilai hidup yang tinggi serta pandangan positif tentang masa depan.
Selain itu, pengguna Twitter diketahui semakin aktif saat "musim perayaan". Untuk momen perayaan, seperti
Natal dan tahun baru, misalnya, terdapat 6 juta kali kicauan pada tahun lalu.
"Berdasarkan survei Twitter, 77 persen pengguna ingin melihat lebih banyak konten dari
brand melalui Twitter pada hari
Natal, dan 88 persen ingin melihat lebih banyak promo ataupun penawaran selama tahun baru nanti," ujar Tianyu Xu, Social Analytics Lead Twitter Asia Pacific.
Twitter turut mengungkap bahwa 87 persen pengguna Indonesia mengonsumsi konten video yang disalurkan melalui layanan
microblogging tersebut.
Kalangan yang paling banyak mengunggah video ke Twitter berasal dari usia 25-34 tahun. Sebanyak 46 persen atau hampir setengah dari segmen pengguna ini aktif melakukan
upload video.