Kepala BNPT Ingin Keluarga Pelaku Teror Dirangkul - Kompas.com
Rabu, 8 Mei 2024

Satu Meja

Satu Meja

Program Satu Meja hadir di KompasTV setiap Rabu pukul 22.00 WIB bersama Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo..

Kepala BNPT Ingin Keluarga Pelaku Teror Dirangkul

Rabu, 10 Agustus 2016 | 14:11 WIB
TRIBUN NEWS / HERUDIN Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menerima ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo usai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/7/2016). Suhardi Alius menjadi Kepala BNPT menggantikan Tito Karnavian yang menjadi Kapolri.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Suhardi Alius mengaku akan fokus dalam program deradikalisasi dalam upaya pemberantasan terorisme. Menurut dia, saat ini upaya deradikalisasi paling efektif untuk menekan penyebaran paham radikal.

Suhardi menjelaskan, tak lama setelah dirinya dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BNPT, dirinya langsung menghubungi para menteri terkait untuk membantu program deradikalisasi.

Ia mengaku menghubungi Mensos Khofifah Indar Parawansa agar menugaskan salah satu pejabat Kemensos untuk membantu BNPT dalam program pendekatan sosial ke lingkungan.

Kemudian kepada Menteri Agama Lukman Hakim, Suhardi mengaku meminta agar difasilitasi kepada para ulama untuk membantu meluruskan pemahaman sempit tentang agama, terutama terkait jihad.

Suhardi juga meminta bantuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar membantu pendidikan anak-anak pelaku teror. Menurut Suhardi, keluarga pelaku teror tidak boleh dimarjinalkan.

"Kalau dimarjinalkan tentu mereka makin jauh. Kalau anak kita sentuh, siapapun teroris kalau kita rangkul keluarganya tentu ada sisi positif," kata Lukman dalam diskusi Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Senin (8/8/2016) malam.

Suhardi memberi contoh upaya yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah kelompok teroris Santoso. Selain operasi pengejaran sisa anggota kelompok Santoso, dilakukan pula pendekatan terhadap keluarga mereka.

Suhardi mengakui, pascatewasnya Santoso, belum tentu gerakan mereka akan melemah. Namun dengan pendekatan persuasif dan memberikan jaminan atas hak asasinya, kata Suhardi, diharapkan mereka mau turun gunung dan menjalani proses hukum.

"Dengan perlakuan baik membuat masyarakat di Poso menjadi tenang, kepercayaan masyarakat akan meningkat terhadap pemerintah," kata mantan Kabareskrim Polri itu.

Kompas TV 741 Brimob Akan Disebar di 4 Wilayah Poso



Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Sandro Gatra