Politisi PDI-P: Alangkah Baiknya SBY Bicara Langsung ke Jokowi - Kompas.com
Senin, 20 Mei 2024

Satu Meja

Satu Meja

Program Satu Meja hadir di KompasTV setiap Rabu pukul 22.00 WIB bersama Pemimpin Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo..

Politisi PDI-P: Alangkah Baiknya SBY Bicara Langsung ke Jokowi

Kamis, 24 Maret 2016 | 10:17 WIB
Abror/presidenri.go.id Presiden keenam SBY dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers bersama, seusai pertemuan empat mata, di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Dwi Ria Latifa berharap Presiden keenam yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berbicara langsung dengan Presiden Joko Widodo jika ada saran atau hal yang perlu dibicarakan.

Ia menilai, langkah SBY yang kerap menyampaikan suatu hal untuk Jokowi lewat media sosial, dapat berdampak negatif bagi masyarakat.

"Alangkah baiknya bisa telepon, bertemu. Itu lebih elegan," kata Dwi dalam diskusi Satu Meja dengan topik "Saling Sindir Negarawan" di Kompas TV, Rabu (23/3/2016) malam.

Dwi mengutip tweet SBY yang ditujukan kepada Jokowi. SBY meminta Jokowi menolak diadu domba oleh pihak lain.

Komentar seperti itu, kata Dwi, sebaiknya disampaikan langsung. (baca: SBY: Pak Jokowi, Jangan Mau Kita Diadu Domba)

"Saya yakin Pak Jokowi akan dengan terbuka menerima apapun yang beliau berikan," ucap Dwi.

Dwi mengingatkan bahwa ada massa pendukung kedua pihak, yang bisa saja tidak bijak menyikapi komunikasi pemimpinnya lewat media sosial.

Jika massa pendukung salah menyikapi, kata dia, maka hal itu bakal menimbulkan masalah. Terlebih lagi, media massa "menggoreng" hal itu sehingga masalah menjadi berlarut.

"Hal yang bisa disampaikan secara langsung, tidak perlu buang-buang energi untuk saling sindir menyindir, serang menyerang. Tidak ada gunanya. Tinggal telepon, 'Pak Jokowi seperti ini loh...'," kata anggota Komisi III DPR itu.

Senada disampaikan Johan Budi, Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden.

"Seharusnya tidak melalui media sosial. Saya yakin komunikasi yang dibangun oleh Pak SBY dan Pak Jokowi bisa lebih baik secara langsung," kata Johan.

Meski demikian, Johan merasa tidak ada persoalan antara Jokowi dengan SBY. Johan menganggap tidak ada "berbalas pantun" lewat media sosial antara Presiden dengan SBY. (baca: Istana: Jokowi dan SBY Tak "Berbalas Pantun")

Permasalahan yang sekarang muncul, dinilai Johan, hanya karena para pendukung SBY terlalu reaktif menyikapi kunjungan Presiden ke proyek Hambalang. (baca: Istana: Pendukung SBY Terlalu Reaktif)

Berbagai pihak mengaitkan kunjungan Jokowi ke Hambalang dengan pernyataan SBY dalam Tour de Java. Kunjungan ke proyek mangkrak peninggalan pemerintahan SBY itu dianggap sebagai respons Jokowi menjawab kritikan SBY.

SBY sebelumnya menyebut bahwa pemerintah sebaiknya tidak menguras anggaran di sektor infrastruktur.

Terlebih lagi, kondisi ekonomi Tanah Air sedang lesu. (Baca: SBY Vs Jokowi, Pantun Kritik "Dibalas" Hambalang...)

Belakangan, setelah pernyataannya dikaitkan dengan kunjungan Jokowi ke Hambalang, SBY kembali melontarkan pernyataan lewat media sosial.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Editor : Sandro Gatra