Pukul 10.00 WIB, Ma'ruf Amin Bertemu Istri Gus Dur di Ciganjur

By Kristian Erdianto - Rabu, 26 September 2018 | 09:03 WIB
Cawapres Maruf Amin menghadiri rapat Tim Kampanye Nasional di Gedung MNC, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Cawapres Maruf Amin menghadiri rapat Tim Kampanye Nasional di Gedung MNC, Jakarta, Senin (17/9/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin akan menemui istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018) pagi.

Menurut jadwal, Ma'ruf menyambangi kediaman keluarga Gus Dur sekitar pukul 10.00 WIB.

Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, saat dihubungi Kompas.com, Rabu pagi.

"Jam 10-12," kata Arsul singkat.

Baca juga: Kubu Jokowi-Maruf Klaim Banyak Adopsi Visi-Misi Gus Dur

Sebelumnya Presiden Joko Widodo lebih dulu bersilaturahim ke kediaman Sinta pada 7 September 2018.

Pada pengujung silaturahim, Jokowi mengatakan, selain memperingati ulang tahun Gus Dur ke-78, silaturahimnya itu sekaligus ingin meminta restu kepada istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, beserta seluruh keluarganya berkaitan dengan perhelatan Pemilihan Presiden 2019 yang ia ikuti.

Selang tiga hari kemudian, giliran calon wakil presiden Sandiaga Uno menemui Sinta, Senin (10/9/2018).

Kedatangan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut disambut langsung oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid.

Baca juga: Berharap Dukungan Keluarga Gus Dur...

Sandiaga mengaku mendapat banyak wejangan yang dititipkan Shinta Nuriyah kepadanya. Beberapa wejangan agar memberdayakan masyarakat marjinal.

Setelah Jokowi dan Sandiaga Uno, kediaman almarhun Gus Dur juga tak luput dari kunjungan calon presiden Prabowo Subianto.

Prabowo mengaku, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam itu, ia diterima dengan sangat ramah dan baik.

Hadir pula putri Gus Dur, Yenny Wahid, dan beberapa kolega dekat keluarga Gus Dur.

Baca juga: Alissa Wahid: PKB Jadikan Gus Dur sebagai Komoditas Politik

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengaku merasa nyaman dengan warga Nahdlatul Ulama (NU).

Menurut dia, warga NU memiliki ciri ke-Islaman yang moderat dan berdiri di atas tradisi Indonesia.

"Saya menyatakan bahwa saya merasa nyaman dengan NU, dengan Islam yang moderat, kuat, berdiri di atas tradisi Indonesia. Islam yang damai, Islam yang menghormati semua agama, ras, suku, dan budaya," ujar Prabowo.

.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Visi dan Misi

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Artikel Terkait


Close Ads X