JAKARTA, Kompas.com - Hujan dan angin kencang tak menghalangi ribuan orang yang berminat menyaksikan upacara penutupan Asian Games 2018 di Stadion utama Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (2/09/2018).
Tidak seperti harapan, pukul 16.00 cuaca jakarta menjadi tidak bersahabat buat menggelar sebuah acara di udara terbuka. Hujan mengepung mulai dari daerah pinggiran seperti Depok, Tangerang sebelum pada pukul 17.00 hujan seperti mengguyur wilayah jakarta, termasuk wilayah Senayan.
Guyuran air tak pelak membuat buyar ribuan pengunjung yang memadati area GBK sejak pagi hari. Mereka mencari tempat berteduh di stand-stand yang ada di sana, atau sebagian memutuskan keluar dari area GBK untuk berlindung di area perbelanjaan seperi FX Senayan.
Namun bukan warga Jakarta kalau tak bisa survive dalam situasi seperti itu. Para pedagang jas hujan plastik kelas ceban (Rp 10 ribu) langsung muncul dengan mengatrol harga antara Rp 30.000,- atau Goban (Rp 50,000,-) untuk dua potong.
Jadilah suasana GBK menjadi lebih semarak dengan warna jas hujan yang colorful: kuning, merah, biru, hijau dan bergerak-gerak seperti para penari Saman di malam pembukaan Asian Games 2016, 18 Agustus 2018 lalu.
Di dalam kompleks GBK pun masalah belum selesai. Berbulan-bulan tak diguyur hujan, bumi Senayan ternyata tak mampu cepat menyerap air. Terjadai genangan di sana-sini yang membiuat gerakan rombongan calon penonton menjadi tersendat.
Namun begitu mampu melewatinya, para penponton akan melihat semangat yang benar-benar menunjukkan energy of Asia. Sejak barisan Garuda yang berdiri membawa nama 45 negara peserta Asian Games hingga para volunteer yang telah membawa nama baik negara melalui kerja yang maksimal selama penyelanggaraan. Mereka berbaris dengan mengenakan jas hujan warna transparan.
Begitu masuk stadion... the party begins. So rain ...rain... go away! Come again some other day (after the Games)!
Editor | : | Tjahjo Sasongko |