Cerita Liezel, Salah Satu Penari Ratoh Jaroe di Pembukaan Asian Games 2018

By Mela Arnani - Senin, 20 Agustus 2018 | 13:18 WIB
Liezel bersama rekan penari Ratoh Jaroe dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di GBK.
Liezel bersama rekan penari Ratoh Jaroe dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di GBK. (Dok. Liezel)

KOMPAS.com - Penampilan ribuan penari yang menampilkan tarian Ratoh Jaroe pada opening ceremony Asian Games 2018, Sabtu (18/8/2018), masih jadi perbincangan.

Masyarakat mengungkapkan kekaguman, bangga, dan terpukau atas penampilan sekitar 1.600 penari ini.

Kompas.com menghubungi Liezel Lovien Sinambela (17), salah satu penari yang tampil menarikan Ratoh Jaroe.

Seperti apa ceritanya?

Cerita saat latihan

Liezel, sapaan akrabnya, menjadi salah satu wakil dari SMA Negeri 70 Jakarta. Selama ini, ia bergabung dalam ekskul tari di sekolahnya.

Kemudian, sekolah menggelar seleksi untuk memilih 160 penari yang mewakili sekolahnya dalam tim penari pembukaan Asian Games 2018.

Para penari terpilih akan dikumpulkan bersama penari-penari dari berbagai sekolah di DKI Jakarta.

Sebelum tampil, para penari berlatih selama sekitar 4 bulan.

"Dari pertengahan April," kata Liezel kepada Kompas.com, Senin (20/8/2018).

Awalnya, mereka berlatih di sekolah masing-masing dengan pelatih yang didatangkan oleh panitia penyelenggara. Latihan ini berlangsung hingga bulan Juni.

Saat latihan, para penari berlatih pergantian kostum menggunakan rompi.

"Setelah bulan puasa, kami udah dibawa buat latihan di Lapangan ABC," ujar Liezel.

Sekitar 1,5 bulan lalu, tim penari Ratoh Jaroe mulai berlatih di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dan langsung berlatih dengan mengenakan pakaian yang digunakan saat tampil.

Liezel menceritakan, sebelumnya ia pernah mewakili sekolahnya dalam kompetisi tari rapai.

"Tapi kalau tampil di TV kayak gini baru satu kali," kata dia.

Ia mengatakan, persiapan fisik dan mental sangat dibutuhkan dalam persiapan pembukaan Asian Games 2018.

"Capek banget. Awalnya (latihan) dari jam 3 sampai jam 6, terus lama-lama dari jam 10 sampai jam 6, jam 3 sampai 10 malam, gitu deh," cerita Liezel.

Menurut Liezel, Ratoh Jaroe bukan merupakan salah satu tarian yang susah.

"Tariannya ga terlalu kompleks, tapi bener-bener harus kompak," ujar dia.

Baju 5 lapis

Liezel bersama rekan penari Ratoh Jaroe dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di GBK.
Liezel bersama rekan penari Ratoh Jaroe dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di GBK. (Dok. Liezel)
Salah satu yang mengundang penasaran dan decak kagum adalah kecepatan para penari dalam berganti kostum.

Liezel menceritakan, jumlah kostum bagian depan dan belakang berbeda. Liezel sendiri berada di barisan belakang.

Baca juga: Rahasia Kecepatan Ganti Baju Tarian Pembukaan Asian Games

Bagian depan yang membentuk bendera putih mengenakan kostum 6 lapis.

Sementara, ia berada pada barisan yang membentuk bendera merah kostum 5 lapis.

Urutan warna kostum yang dipakainya adalah silver, oranye, ungu, merah, dan biru.

Liezel membutuhkan 3 kali latihan untuk menyesuaikan pergantian warna kostum ini.

"Bajunya tebel banget, panas banget deh. Bener-bener keringetan semua," ujar dia. 

Sempat ingin mundur

Dalam proses latihan dan persiapan, Liezel sempat ingin mundur. Akan tetapi, kekompakan dan kebersamaan tim membuatnya akhirnya bertahan.  

"Kayak ngelihat semua latihan. Jadinya makin pengen, apalagi pas udah latihan di GBK itu rasa senangnya makin ada," kata Liezel.

Kerja keras dan usahanya kini terbayar sudah. Ungkapan bangga dan kagum dari masyarakat seakan menjadi pembayar lelah bagi Liezel.

Ia bangga telah menjadi bagian dari acara pembukaan Asian Games 2018 yang dinilai memukau.

"Walaupun kami capek banget pas latihan, tapi apa yang ditampilin di opening ceremony kemarin bagus banget, bangga banget," ujar Liezel.

Abdurrahman Naufal Juara Umum Asian Games Jepang dan China

Kompas TV Kemeriahan terlihat pada acara yang hanya diikuti atlet dan official peserta Asian Games yang bertanding di Palembang.



Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Artikel Terkait


Close Ads X