Profil Defia Rosmaniar, Peraih Medali Emas Pertama Indonesia

By Hanief Syafi Al Umam - Minggu, 19 Agustus 2018 | 18:54 WIB
Atlet taekwondo, Defia Rosmaniar, menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia pada Asian Games 2018, 19 Agustus 2018.
Atlet taekwondo, Defia Rosmaniar, menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia pada Asian Games 2018, 19 Agustus 2018. (TABLOID BOLA/HERKA YANIS PANGARIBOWO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Atlet taekwondo putri, Defia Rosmaniar, menjadi atlet pertama yang meraih medali emas pertama bagi Indonesia pada Asian Games 2018.

Defia Rosmaniar sendiri meraih medali emas setelah memenangi nomor poomsae individu putri di Plenary Hall Jakarta Convention Centre, Minggu (19/8/2018) dengan mengalahkan taekwondoin Iran, Marjan Salahshouri.

Sebenarnya, kemampuan penguasaan poomsae Defia sudah terbukti dari hasil yang sangat memuaskan di Kejuaraan Asia Taekwondo yang dikutinya pada bulan Mei lalu di Vietnam.

Baca juga: Disaksikan Presiden Jokowi, Defia Rosmaniar Sumbang Medali Emas Pertama bagi Indonesia di Asian Games 2018

Ia berhasil meraih medali emas di nomor individual poomsae putri dan medali perunggu bersama Muhammad Abdurrahman Wahyu di nomor pair poomsae.

Defia mencapai podium tertinggi dengan mengalahkan atlet Korea Selatan dan atlet Asia Timur lainnya yang biasanya langganan menjadi juara.

"Karena gugup, saya ada sedikit kesalahan sehingga menempati posisi keenam di semifinal. Namun, di final saya tampil lebih santai dan mengeluarkan kemampuan terbaik serta meraih medali emas," ujar Defia seperti dikutip dari Harian KOMPAS, 1 Agustus 2018.

 

Awalnya tak suka taekwondo

Selang tiga bulan, Defia Rosmaniar kembali mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi peraih medali emas pertama bagi negaranya di Asian Games 2018. 

Raihan medali emas ini menjadi yang pertama kali dari atlet Indonesia cabang olahraga Taekwondo di sepanjang sejarah Asian Games.

Baca juga: Taekwondo Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia Sepanjang Sejarah

Namun, siapa sangka, pada awalnya Defia Rosmaniar itu tidak terlalu mencintai taekwondo, tidak seperti taekwondoin nasional lainnya.

“Saya agak malas-malasan waktu pertama kali memainkan taekwondo. Tapi, karena terus menerus dilakoni, lama-lama saya menyukainya juga,” kata Defia dilansir dari BolaSport.com, Minggu (19/8/2018).

Defia Rosmaniar berfoto di belakang Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bersama Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Komjen Pol. Syafruddin, seusai pengalungan medali emas taekwondo di JCC Plenary Hall, 19 Agustus 2018.
Defia Rosmaniar berfoto di belakang Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bersama Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia, Komjen Pol. Syafruddin, seusai pengalungan medali emas taekwondo di JCC Plenary Hall, 19 Agustus 2018. (Tim Media Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia)
 

Defia sendiri mengenal taekwondo pertama kali pada saat dia duduk di bangku SMP.

“Saya dikenalkan oleh kakak sepupu yang juga main taekwondo. Sekarang dia jadi pelatih taekwondo DKI Jakarta,” ujarnya.

Selain berlatih dan bertanding taekwondo, atlet kelahiran Bogor, 25 Mei 1995 itu memiliki hobi menulis.

Baca juga: Angkat Besi Asian Games 2018 - Juara Dunia Cedera, Sri Wahyuni Potensi Emas

Defia mengaku tak pernah memandang hasil tulisannya baik atau buruk, karena ia memang tak bertujuan untuk menerbitkan tulisan-tulisannya.

“Saya menulis karena saya pikir hal itu lebih bermanfaat dari main gadget,” ujar mahasiswi semester lima, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta.

Selain itu, Defia juga pernah meraih medali emas pada Kejuaraan Asia Taekwondo yang digelar di Vietnam bulan Mei lalu.

Ia berhasil mencapai podium tertinggi dengan mengalahkan atlet Korea Selatan dan atlet Asia Timur lainnya yang biasa menjadi langganan juara.  

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Kompas.id,BolaSport
Artikel Terkait


Close Ads X