Cerita Mario Lawalata Bawa Obor Asian Games 2018 di Bulukumba

By Dian Reinis Kumampung - Selasa, 14 Agustus 2018 | 21:06 WIB
Artis peran Mario Lawalata dalam jumpa pers peluncuran poster dan trailer film Menunggu Pagi di Qubicle Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018).
Artis peran Mario Lawalata dalam jumpa pers peluncuran poster dan trailer film Menunggu Pagi di Qubicle Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018). (KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG )

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Mario Lawalata dipilih menjadi salah satu selebritas pembawa obor Asian Games 2018. Mario pun berbagi cerita saat didapuk menjadi pembawa obor di Sulawesi Selatan pada 28 Juli 2018.

"Ya kalau pengalaman saya sih, saya harus naik sekoci itu ombaknya kan gede banget, habis dari itu langsung naik buat naruh di atas kapal," kata Mario saat dijumpai di Qubicle Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018).

Bagi Mario, ini menjadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupnya.

Baca juga: Ditawarkan Bawa Obor Asian Games 2018, Lukman Sardi Tak Bisa Menolak

"Terus kalau pengalaman, saya yakin ini sekali seumur hidup dan tidak terlupakan. Suatu kehormatan juga, dan semoga bisa jadi kebanggaan buat anak Indonesia, karena kita jadi tuan rumah," ungkapnya.

Kala itu Mario melatih fisiknya agar tetap prima ketika mengemban tugas sebagai pembawa obor.

"(Persiapan) paling olahraga biasa aja rutin ya. Karena kan larinya enggak yang 20 kilo atau 40 kilo gitu. Saya waktu itu bawa di Bulukumba, Tanjung Bira. Engggak saya enggak jauh," jelasnya.

Mario harus menjaga obor tersebut tetap tegak lurus saat berada dalam genggamannya.

"Oh iya kalau tangannya enggak tegak, panas. Karena apinya nyala bisa kebakar entar. Terus saya juga enggak cuma lari pas bawa obor, saya juga ada di kapal buat naruh obornya di atas, " jelasnya.

Editor : Irfan Maullana
Artikel Terkait


Close Ads X