Ojek "Online" Tetap Aksi Saat Asian Games meski Perusahaan Aplikator Telah Menaikkan Tarif

By Kontributor Jakarta, David Oliver Purba - Selasa, 14 Agustus 2018 | 12:57 WIB
Sejumlah massa ojek online berunjuk rasa saat demo di depan Gedung DPR/MPR RI untuk berunjuk rasa menyampaikan aspirasinya, Senin (23/4/2018). Dalam demo ini para  pengemudi ojek online menuntut kenaikan tarif, Pengakuan legal, dan perlindungan hukum dan keadilan bagi ojek online.
Sejumlah massa ojek online berunjuk rasa saat demo di depan Gedung DPR/MPR RI untuk berunjuk rasa menyampaikan aspirasinya, Senin (23/4/2018). Dalam demo ini para pengemudi ojek online menuntut kenaikan tarif, Pengakuan legal, dan perlindungan hukum dan keadilan bagi ojek online. (KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Presidium Gerakan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda) Igun Wicaksono mengatakan, pihaknya tetap akan menggelar aksi saat pembukaan Asian Games meski pihak Go-Jek telah menaikkan tarif bagi mitra pengemudinya.

Igun menilai, kenaikan tarif dari Rp 1.600 menjadi Rp 2.200-Rp 3.300 per kilometer masih di bawah tuntutan Garda, yaitu Rp 3.000-Rp 4.000 per kilometernya.

"Itu sebenarnya mereka bukan menaikkan ya karena tarif masih tetap di bawah tuntutan kami. Ini kan tarif masih di bawah waktu 2012-2015. Kami tidak akan berhenti sampai tuntutan kami untuk dikembalikan ke tarif awal terpenuhi," ujar Igun, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/8/2018).

Igun mengatakan, tarif baru yang ditetapan manajemen Go-Jek merupakan hitung-hitungan yang dianggap hanya menguntungkan pihak Go-Jek.

Baca juga: Grab Naikkan Tarif, Ojek Online Tetap Jadwalkan Demo Saat Asian Games

Dengan tarif tersebut, Go-Jek dianggap tidak mempertimbangkan investasi yang dikeluarkan mitra pengemudi, misalnya biaya perbaikan motor, servis, hingga biaya kesehatan pengemudi.

Garda masih membuka komunikasi dengan pihak Go-Jek maupun Grab untuk membahas tuntutan tersebut.

"Kami kan punya investasi motor, kami bensin isi sendiri, perawatan kami enggak pernah minta sama perusahaan. Perawatan kesehatan kami sendiri, kami enggak ada jamian sosial kesehatan dari perusahaan. Ini enggak diperhitungkan oleh mereka," ujar Igun. 

"Kami memandang mereka masih ada itikad ya, kami masih menunggu itikad merekalah agar pelaksanaan Asian Games tidak terganggu karena ini tanggung jawab bersama," kata dia.

Manajemen Go-Jek sebelumnya menaikkan tarif per kilometer bagi para mitra pengemudinya.

Chief Public Policy and Goverment Relations Go-Jek Shinto Nugroho mengatakan, pihaknya menaikkan tarif menjadi Rp 2.200-Rp 3.300 per kilometer untuk tarif jarak dekat.

Baca juga: Kemenhub: Kalau Tarif Ojek Online Rp 3.000 Per Km, Warga Bisa Pilih Transportasi Lain

Sebelumnya, tarif yang dipatok yakni Rp 1.600 per kilometer untuk jarak dekat. Selain menaikkan tarif, manajemen Go-Jek juga memberikan tambahan penghasilan untuk layanan yang dilakukan mitra saat tengah malam.

Shinto mengatakan, dalam memperhitungkan tarif, Go-Jek harus tetap memastikan daya saing tiap mitranya.

"Tarif rata-rata jarak dekat untuk mitra driver di Jabodetabek berdasar observasi lapangan di luar jam sibuk berkisar antara Rp 2.200–Rp 3.300 per kilometer," kata Shinto dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

Aplikator lainnya, Grab, sebelumnya juga telah menaikkan tarif mitra pengemudinya untuk perjalanan jarak pendek dari Rp 1.600 menjadi Rp 2.300 per kilometernya.

Kompas TVPolres, pemerintah kota dan Kodim Jakarta Utara menggelar pertemuan dengan 80 komunitas ojek daring dan ojek pangkalan Stadion Rawa Badak, Jakarta Utara.
Editor : Robertus Belarminus
Artikel Terkait


Close Ads X