PAN Dinilai Punya Prospek yang Bagus Jika Bergabung ke Koalisi Jokowi

By Dylan Aprialdo Rachman - Kamis, 9 Agustus 2018 | 11:35 WIB
Presiden Joko Widodo menghadiri acara buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (8/6/2018).
Presiden Joko Widodo menghadiri acara buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (8/6/2018). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan Partai Amanat Nasional (PAN) punya prospek yang bagus jika bergabung dengan koalisi pendukung Presiden Joko Widodo.

Ia menilai ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh PAN dalam Pemilu 2019 jika mendukung Jokowi.

"Saya prediksi (PAN) bisa ke Jokowi. Kalau ingin mengamankan (partai), hanya tidak berpikir dapat ceruk baru ya ke Prabowo. Tapi prospeknya, saya membaca lebih baik ke Jokowi, elektoralnya dan pemerintahan," kata Hanta dalam program Satu Meja The Forum di Kompas TV, Rabu (8/8/2018) malam.

Baca juga: Zulkifli Hasan: Yang Terpenting Bagi PAN, Jumlah Kursi di DPR Meningkat

Menurut Hanta, Jokowi membutuhkan PAN di dalam koalisinya. Pasalnya, PAN bisa menarik pemilih dari kalangan Islam modernis untuk mendukung Jokowi. Hal ini melengkapi posisi PPP dan PKB yang bisa menggaet pemilih dari kalangan Islam tradisionalis.

Sebagai salah satu partai dengan basis pemilih dari kalangan Islam, PAN cenderung leluasa dibandingkan PKS. Jika PKS bergabung ke koalisi Jokowi, basis pemilih PKS akan menjauh. Hal itu bisa berdampak buruk pada perolehan suara PKS di Pemilu 2019.

"PAN kalau berlabuh ke Jokowi, dia tidak akan mengalami hukuman yang tajam dari basis pemilihnya. Nah dalam konteks ini PAN bisa dikatakan bisa kemana saja," kata dia.

Namun, ia mengakui sulit bagi PAN jika berebut cottail effect baik ketika mendukung Jokowi atau Prabowo. Cottail effect artinya, bagaimana sosok yang diusung di Pilpres bisa mendongkrak perolehan suara pada pemilihan anggota legislatif.

Baca juga: Jokowi Mengaku Selalu Membuka Pintu untuk PAN

Menurut dia, PAN bisa fokus memanfaatkan ceruk pemilih Islam tradisionalis dan modernis yang ada di kubu Jokowi.

"Kalau berebut potongan ceruk (pemilih) Islam tradisionalis dan modernis sebetulnya PAN itu bisa berebut di (kubu) Jokowi, kalau ada kelompok Islam santri perkotaan ke Jokowi, itu tidak lari ke PPP dan PKB dan bisa direbut. Itu tumpahannya (perolehan suara) bisa ke PAN," kata dia.

Namun, Hanta menilai sulit PAN bergerak ke kubu Jokowi. Sebab, figur Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais masih berpengaruh cukup besar terhadap manuver partai yang cenderung mengarah ke Prabowo.

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia berikut ini.



Editor : Sabrina Asril
Artikel Terkait


Close Ads X