Rekayasa Lalin Asian Games, Waktu Tempuh Wisma Atlet-Venue 30 Menit

By Erwin Hutapea - Selasa, 24 Juli 2018 | 15:33 WIB
Mural Asian Games di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/7/2018)
Mural Asian Games di Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/7/2018) (Stanly Ravel)

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen lalu lintas di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya terus disiapkan untuk kelancaran transportasi menjelang Asian Games 2018.

Salah satu lembaga yang bertanggung jawab, yaitu Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

BPTJ menyatakan sudah mempersiapkan rekayasa lalu lintas untuk mempersingkat waktu tempuh para atlet dan ofisial dari Wisma Atlet di Kemayoran menuju venue masing-masing.

Baca juga: H-26 Asian Games, Basuki Kembali Cek Kesiapan Kompleks GBK Senayan

"Targetnya waktu tempuh 30 menit bisa tercapai, bukan berapa persen kemacetan," ujar Kepala BPTJ Kemenhub Bambang Prihartono, Selasa (23/7/2018) di Gedung DPR, Jakarta.

Sebagai contoh, dia mengatakan, jarak Wisma Atlet ke salah satu venue di Pondok Indah sekitar 23 kilometer dan itu bisa ditempuh dalam 30 menit.

Begitu pula dengan venue lain yang berada di Taman Mini Indonesia Indah dan Cibubur bisa dicapai dalam waktu yang sama.

Bambang mengaku, pihaknya sudah melakukan sosialisasi rekayasa lalu lintas dan uji coba dalam satu bulan ini.

Bahkan uji coba itu dilakukan ketika kegiatan sekolah sudah kembali dimulai setelah libur sekolah dan Lebaran.

"Satu bulan ini sosialisasi dan uji coba. Sudah berhasil, bahkan diuji coba saat sekolah sudah masuk," ucapnya.

Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR dan lembaga terkait.

Bambang menambahkan, BPTJ memberlakukan tiga kebijakan terkait pengaturan lalu lintas menjelang Asian Games.

Ketiganya yakni manajemen rekayasa lalu lintas, penyediaan angkutan umum, serta pembatasan kendaraan golongan 3, 4, dan 5.

"Tiga kebijakan ini saling terkait, tidak bisa berdiri sendiri. Kalau hanya manajemen rekayasa lalu lintas tanpa pembatasan kendaraan barang, tidak akan berhasil. Begitu juga kalau tidak ada angkutan umum tidak akan berhasil. Jadi ketiganya harus serentak," kata Bambang.

Mengenai manajemen rekayasa lalu lintas, dia mengatakan, ada sejumlah aturan yang harus diterapkan secara serentak, di antaranya perluasan sistem ganjil-genap dan pengadaan lajur khusus untuk atlet.

"Ini juga harus bersamaan, tidak bisa salah satu saja. Kami sudah lakukan simulasi tanggal 18 Juli lalu," ucapnya.

Editor : Hilda B Alexander
Artikel Terkait


Close Ads X